Ahli: Orang Sehat Tidak Wajib Pakai Masker

Inakoran.com

Seorang Profesor Kedokteran dan Epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Lowa, Dr Eli Perencevich mengatakan, seseorang tidak perlu memakai masker bedah atau N95 jika tidak sakit. Justru pemakaian masker pada orang yang sedang sehat akan meningkatkan risiko infeksi, termasuk COVID-19.

Merujuk pada pernyataan tersebut, sejumlah praktisi medis di Amerika Serikat (AS) memperingatkan masyarakat agar tidak panik dengan menimbun masker bedah atau respirator N95 untuk mengatasi infeksi COVID-19.

Pernyataan tersebut disampaikan Eli Perencevich saat sesi wawancara dengan Forbes beberapa waktu lalu terkait anggapan masyarakat umum soal fungsi masker sebagai alat yang dapat mencegah masuknya virus ke dalam tubuh manusia.

Simak Video Inakoran.com dan jangan lupa klik susbcribe and like

"Jika Anda tidak mencuci tangan sebelum melepas topeng dan setelah melepas topeng, seseorang bisa meningkatkan risiko terinfeksi," kata dr. Perencevich, melansir dari Asia One, Selasa (3/3/2020).

Dengan itu Dokter Perencevich mau menegaskan bahwa masker sesungguhnya hanya diwajibkan untuk orang yang tidak sehat. Tujuannya agar virus tidak ditularkan kepada orang lain di sekitar dirinya.

Dalam konteks operasi bedah, ia menjelaskan, masker berfungsi menjaga tetesan yang terdampak pada seseorang dan tidak untuk mencegah penyakit.

Lebih lanjut ia menjelaskan, saat menggunakan masker, seseorang akan lebih banyak melakukan kontak wajah. Seseorang akan lebih sering menyentuh wajah mereka meskipun tanpa sadar.

Untuk itu, Dokter Perencevich memperingatkan masyarakat agar tidak membeli dan menimbun masker karena akan mengganggu para petugas kesehatan. Para petugas kesehatan ini akan kehilangan barang-barang penting ketika mereka sangat membutuhkannya.

Pernyataan Dokter Perencevich telah disosialisasikan ahli bedah AS, Jerome Adams melalui akun Twitternya. Harapannya, orang akan paham fungsi masker yang sesungguhnya dan tidak panik hanya karena tidak memakai masker.