Airlangga Hartarto Dorong Penggunaan Rekayasa Genetika untuk Tingkatkan Produktivitas Pangan

Timoteus Duang

Wednesday, 14-09-2022 | 10:45 am

MDN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

 

JAKARTA, INAKORAN.COM

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto hadir secara virtual dalam diskusi ekonomi berdikari yang diselenggarakan Harian Kompas di Menara Kompas, Jakarta pada Selasa 13 September 2022. Diskusi diadakan untuk mendukung usaha pemerintah meningkatkan produksi pangan di tengah ancaman krisis pangan global.

 

Menko Airlangga hadir sebagai keynote speaker dalam diskusi dengan tema siap lawan krisis global dengan ketahanan pangan. Dalam diskusi ini, Airlangga mengatakan bahwa ketahanan pangan bukan hanya menjadi prioritas, tetapi juga menjadi target untuk kesejahteraan dan pemerataan.

Untuk itu perlu diambil langkah-langkah guna meningkatkan produktivitas pangan. Salah satunya adalah dengan melakukan rekayasa genetika. Airlangga Hartato meyakini bahwa rekayasa genetika dapat meningkatkan produktivitas pangan dalam arti jumlah dan kualitas panen menjadi lebih baik.

“GMO [Genetically Modified Organism] bisa untuk semua produk pertanian, bukan cuma jagung tetapi padi dan termasuk kedelai. Ini yang kami kemarin dalam Ratas sudah meminta, karena ini hanya butuh peraturan dari Menteri Pertanian, kita akan terus dorong sehingga produktivitas terus meningkat.”

Selain mendorong peningkatan produktivitas pangan demi menjaga ketersediaan, pemerintah juga menjaga keterjangkauan harga dengan harapan tidak menimbulkan inflasi.

 


Baca juga

AH: Pemerintah Genjot Produktivitas Pangan dengan Rekayasa Genetika


 

Demi menjaga ketersediaan beras, pemerintah menugaskan Bulog untuk menyediakan  satu koma dua juta ton.

Untuk memperkuat kinerja Bulog, pemerintah mengizinkan Bulog menjual rugi sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak mengeluarkan barang, demi menghindari penjualan beras turun mutu. Pemerintah juga menyiapkan modal khusus dengan tingkat bunga yang lebih rendah.

Untuk ketersediaan beras di daerah-daerah, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ada tujuh provinsi yang tergolong rawan, sedangkan dua puluh tujuh provinsi lainnya memiliki ketersediaan beras yang mencukupi.

Hal lain yang disorot Menko Airlangga dalam pertemuan ini adalah stabilitas harga beberapa kebutuhan pokok seperti daging sapi, daging ayam, bawang merah, bawang putih, dan cabai. Harga kebutuhan-kebutuhan pokok ini dilaporkan stabil dan cenderung menurun.

 

 

KOMENTAR