Aktivis Iran-AS, Saghar Erica Kasraie Sebut Qassem Soleimani Sebagai Pembunuh

Binsar

Monday, 13-01-2020 | 07:00 am

MDN
Aktivis Iran-Amerika, Saghar Erica Kasraie menyebut Qassem Soleimani, Jenderal Iran yang terbunuh oleh serangan udara Amerika Serikat (AS) di Irak pekan lalu sebagai seorang pembunuh. [ist]

Teheran, Inako

Aktivis Iran-Amerika, Saghar Erica Kasraie menyebut Qassem Soleimani, Jenderal Iran yang terbunuh oleh serangan udara Amerika Serikat (AS) di Irak pekan lalu sebagai seorang pembunuh.

Karena itu, ia menentang sikap sebagian besar masyarakat Iran yang memuliakan sang jenderal secara berlebihan. Erica menyebut Qassem Soleimani sebagai seorang pembunuh.

Dia mengatakan banyak orang Iran merayakan kematian Soleimani dengan membagikan kue dan biskuit di jalan-jalan di Iran. Erica mengakhiri videonya dengan berterima kasih kepada Trump.

"Terima kasih Trump, karena telah membuat keputusan yang sangat sulit dan karena memiliki keberanian moral untuk melakukan sesuatu yang tidak akan pernah dimiliki oleh banyak pemimpin dunia," tukasnya.

Melalui video yang di unggah akun Facebooknya, Erica memastikan bahwa saat ini sesungguhnya masyarakat Iran senang sebab jenderal pembunuh itu telah tewas.

Video Erica tentu saja sangat bertolak belakang dengan video tentang Qassem Soleimani yang dirilis oleh media-media Iran selama ini.

"Orang-orang di Iran senang bahwa pria yang bertanggung jawab atas pembantaian begitu banyak orang ini telah tewas," katanya dalam video tersebut, seperti dilansir Al Arabiya.

 

"Pria ini tidak hanya memiliki darah orang Amerika di tangannya, tetapi juga darah orang Iran, Irak, Yaman, Afghanistan. Sejak kapan kita mulai berduka atas kematian seorang teroris?" tanya Erica.

Dia mengkritik video pemakaman Soleimani, dengan mengatakan itu semua adalah "propaganda" dan apa yang terjadi dalam video itu bukanlah hal yang baru.

"Rezim telah mengatakan 'kematian bagi Amerika' selama 40 tahun. Mereka memaksa kami di sekolah untuk mengatakan, 'matilah Amerika'. Saya berumur tujuh tahun, saya tidak tahu apa yang saya katakan," ujarnya.

"Orang-orang mengatakan bahwa sekarang mereka dibayar untuk mengatakannya dan membunuh orang-orang di jalan. Itu bukan suara masyarakat, mayoritas orang di Timur Tengah tidak membenci Amerika, mereka tidak membenci Donald Trump," ucapnya.

KOMENTAR