Analis Optimis Saham GOTO  Berpeluang Rebound

Sifi Masdi

Friday, 11-07-2025 | 15:27 pm

MDN
Ilustrasi saham GOTO [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Setelah mengalami tekanan sepanjang tahun 2025, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mulai mencuri perhatian analis yang menilai potensi rebound mulai terbuka lebar. Saham emiten teknologi ini telah melemah 14,28% sejak awal tahun (year-to-date/ytd) ke level Rp60 per saham hingga penutupan Kamis (10/7/2025), menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI).

 

Namun, sejumlah analis dan lembaga riset meyakini bahwa tekanan harga saham GOTO belum mencerminkan kondisi fundamental perusahaan yang mulai membaik.

 

Optimisme terhadap saham GOTO menguat seiring dengan pencapaian perusahaan dalam mencetak laba kuartalan untuk tiga periode berturut-turut. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, GOTO mencatatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp393 miliar, berbalik dari rugi pro forma Rp101 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Pendapatan bersih juga tumbuh impresif sebesar 37%, didorong oleh lonjakan kinerja unit fintech seperti dompet digital dan layanan pinjaman, yang mengalami pertumbuhan 90% secara tahunan. Jumlah pengguna aktif bulanan di lini ini telah melampaui 20 juta pengguna.

 


BACA JUGA:

Harga Minyak Global Menguat Tipis: Dampak Kebijakan Kebijakan Tarif Trump

IHSG Dibuka Menguat 0,41%

Grup Barito Siapkan IPO Baru Setelah CDIA


 

Mohit Mirpuri, Mitra Senior di SGMC Capital Singapura, menilai bahwa skala dan arah pertumbuhan bisnis fintech GOTO baru saja dimulai. "Momentum ini berpotensi menyaingi pesaing besar seperti SEA Ltd. dan Grab Holdings Ltd. GOTO bisa menjadi kuda hitam dalam ekosistem fintech Asia Tenggara," ujarnya.

 

SGMC Capital, JPMorgan Chase & Co., dan Aletheia Capital sepakat bahwa langkah-langkah strategis GOTO, seperti efisiensi biaya dan program pembelian kembali saham (buyback), merupakan indikator bahwa perusahaan tengah menuju profitabilitas berkelanjutan.

 

"Secara operasional, GOTO dalam kondisi solid," ujar Nirgunan Tiruchelvam, Kepala Riset Konsumen dan Internet Aletheia Capital. Ia menilai pasar terlalu cepat menghukum saham ini meski fundamentalnya mulai membaik.

 

Sementara itu, Kepala Riset JPMorgan Indonesia, Henry Wibowo, menilai bahwa harga saham GOTO saat ini belum merefleksikan potensi merger yang dirumorkan dengan Grab serta pemulihan profitabilitas yang sudah berlangsung. “Penurunan harga terbaru justru menjadi peluang beli yang menarik,” ujarnya.

 

Sejak melakukan IPO pada 2022, saham GOTO sempat melonjak sebelum terjun bebas hampir 90% hingga titik terendah pada 2024. Dengan penurunan kinerja saham sebesar 14,28% pada tahun ini, GOTO kini menjadi salah satu saham teknologi dengan kinerja terburuk dalam Indeks MSCI ASEAN, kehilangan kapitalisasi pasar sebesar US$2,2 miliar.

 

Namun dengan rekam jejak merger antara Gojek dan Tokopedia pada 2021 serta penguatan lini bisnis utama, analis melihat potensi pemulihan GOTO masih terbuka luas, terutama jika rumor merger dengan Grab menjadi kenyataan.

 

Disclaimer:

Rekomendasi ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.

 

 

 

KOMENTAR