AS-China Sepakat Lanjutkan Negosiasi Damai Dagang

Sifi Masdi

Thursday, 11-07-2019 | 13:37 pm

MDN
Donald Trump dan Xi Jinping [ist]

Washington, Inako

Amerika Serikat (AS) dan China melanjutkan kembali perundingan damai dagang pada pekan ini. Kelanjutan perundingan ditandai dengan diskusi antara Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan Robert Lighthizer dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Menteri Perdagangan Zhong Shan pada Selasa (10/7).

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan diskusi dilakukan melalui telpon. Ia mengatakan diskusi antara dua pihak tersebut berjalan secara konstruktif.

"Tetapi terlalu dini untuk rincian hasilnya," katanya seperti dikutip dari AFP, Rabu (10/7).

Kementerian perdagangan China dalam sebuah pernyataan singkat menyatakan bahwa dalam diskusi yang dilakukan Selasa kemarin, kedua pihak bertukar pendapat tentang pelaksanaan konsensus yang dicapai oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping  di Osaka beberapa waktu lalu. Sayang, mereka juga tidak merinci poin pembicaraan yang dimaksud.

AS dan China terlibat perang dagang sejak pertengahan tahun kemarin. Sejak awal 2019 lalu, mereka berupaya untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Namun, bulan lalu upaya tersebut menemui jalan buntu. Trump menuduh China tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan konflik dagang tersebut.

Atas dasar itulah, Trump memberlakukan kenaikan tarif pada produk China senilai US$ 200 miliar menjadi 25 persen.  Dia juga  mengancam akan mengenakan bea masuk besar terhadap impor senilai US$ 300 miliar asal China.

Setelah pertemuannya dengan Xi di Osaka, Trump mengatakan dia akan menahan diri untuk tidak mengenakan tarif pada lebih banyak produk Cina. Kudlow mencatat bahwa Trump telah setuju untuk menunda penetapan tarif baru dan akan memungkinkan produk-produk AS tertentu untuk dijual kepada raksasa telekomunikasi China Huawei. 

"Karena itu, kami memiliki yang sangat kuat bahwa Cina akan segera, mungkin segera, mulai membeli produk pertanian AS," katanya.
 

KOMENTAR