Bahas Masalah Timur Tengah, Mahmoud Abbas Bertemu Empat Mata Dengan Paus Fransiskus

Binsar

Wednesday, 05-12-2018 | 08:54 am

MDN
Bahas Masalah Timur Tengah, Mahmoud Abbas Bertemu Empat Mata Dengan Paus Fransiskus [ist]

Roma, Inako –

Media Italia melaporkan, Senin (3/11/2018) Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Paus Fransiskus mengadakan pertemuan empat mata membahas berbagai masalah Timur Tengah khususnya masalah Palestina dalam sebuah pertemuan khusus di vatikan, Roma Italia.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Apostolik tersebut, Abbas mengatakan kepada Paus, bahwa masyarakat Palestina berdoa untuk perdamaian Natal tahun 2018.

"Kami berdoa bagi perdamaian pada musim Natal tahun ini dan kami percaya pada anda," kata Abbas.

Dilaporkan, pada saat yang sama, Paus juga menyampaikan harapannya kepada presiden Palestina itu agar perdamaian di Timur Tengah segera terwujud.

Laporan media juga menyebutkan, dalam pertemuan tersebut, Abbas menyerahkan kepada Fransiskus hadiah yang memperlihatkan Jerusalem kuno, dan paus memberi medalion yang menggambarkan Basilica of San Pietro pada 1600-an, kata kantor berita Italia.

Dalam sebuah wawancana dengan harian Italia, La Stampa, Abbas menegaskan bahwa upaya AS takkan mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.

"AS tak bisa menjadi satu-satunya penengah di Timur Tengah. Satu negara yang terus-menerus menjatuhkan sanksi hukuman atas rakyat Palestina tak bisa menjadi penengah. Pemimpin AS adalah penghalang di Timur Tengah," kata Abbas.

"Kami tak ingin terus bekerjasama dengan pemerintah AS saat ini," kata Abbas, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Anadolu. Kami takkan setuju dengan keadaan yang melanggar hukum internasional," katanya.

Sebaghaimana dikethui, tahun 2017 lalu, Presiden AS Donald Trump menyulut kemarahan internasional dengan mengumumkan rencananya untuk memindahkan Kedutaan Besar Washington di Israel ke Jerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel.

Sejak tindakan tersebut pada Mei tahun ini, pemimpin Palestina di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, telah menolak setiap perang penengahan oleh AS dalam proses perdamaian Timur tengah, yang hampir mati.

Hukum internasional tetap memandang Jerusalem Timur, bersama dengan seluruh Tepi Barat Sungai Jordan, sebagai "wilayah yang diduduki" dan menganggap semua permukiman Yahudi di sana tidak sah.
 

KOMENTAR