Banjir Rendam Padang Sawah Sumbar, Ratusan Warga Harus Direlokasi

Batusangkar, Inako
Ratusan warga Padang Sawah Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat harus direlokasi menyusul bencana banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Buluh.
Luapan Sungai Buluh terjadi karena tiap tahun sungai itu mengalami penyempitan dan pendangkalan. Karena itu, normalisasi Sungai Buluh merupakan pekerjaan yang tidak bisa ditunda apalagi dibatalkan. Pasalnya, sungai ini dinilai menjad penyebab utama terjadinya banjir bandang yang melanda wilayah Tanah Datar Sumatera Barat belum lama ini.
Untuk kepentingan normalisasi, warga harus direlokasi ke lokasi yang lebih aman dari bahaya banjir.
Banjir terjadi karena daerah aliran sungai (DAS) Buluh mengalamai penyempitan tiap tahun sehingga begitu mudah meluap saat terjadi hujan lebat.
Saat ini, upaya pengerukan sungai itu terus dilakukan dengan mengerahkan alat berat. Akses jalan sekarang sudah bisa dilalui setelah sempat terputus terendam banjir.
Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Datar, TNI dan Polri bersama masyarakat melakukan pembersihan material longsor.
“Saat ini untuk memperlancar aliran air di Sungai Buluh maka sementara waktu alirannya dialihkan karena aliran yang asli tertimbun material batu dan lumpur,” kata Andi, salah satu warga Padang Sawah.
Di lokasi bencana juga dibangun dua posko, yaitu posko dari Kabupaten dan posko dari Nagari setempat. Tujuannya agar memudahkan penerimaan dan penyaluran bantuan.
Warga korban banjir bandang telah diungsikan ke tempat yang lebih aman dan tim gabungan bersama warga telah mendirikan posko dan dapur umum menggunakan tenda-tenda.
Wakil Bupati Tanah Datar, Zuldafri Darma menjelaskan, curah hujan begitu tinggi di Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya menyebabkan air di Sungai Buluh menumpuk. Sehingga membentuk embung dengan dinding yang begitu tipis.
Dinding air tidak kuat lagi menahan genangan air sehingga akhirnya jebol dan tumpah. Luapan air ini membawa material pasir, tanah, batu dan kayu-kayu besar ke arah pemukiman warga di Nagari Padang Laweh Malalo. Hingga kini Pemprov Sumatera Barat masih menetapkan masa status siaga darurat bencana sampai 28 Februari mendatang.
TAG#sungai buluh, #tanah datar, #sumbar, #normalisasi
190215801

KOMENTAR