Bank Syariah Sulit Bersaing dengan Bank Konvensional

Jakarta, Inako
Perbankan Syariah masih sulit melawan bank konvensional, terutama melihat kondisinya selama lima tahun ini.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengatakan saat ini kinerja perbankan syariah masih lambat. Perlambatan ini membuat kondisi perbankan syariah selalu menjadi pembahasan, terutama masalah penguatan modal, likuiditas dan efisiensi.
Selain itu kondisi setiap bank pun tidak sama. Ada yang menurut Halim kondisinya bagus, ada yang memprihatinkan, dan ada yang biasa saja.
"Harus ada penguatan permodalan, likuiditas harus dijaga dan efisiensi harus ditingkatkan," ujar Halim
Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah (SPS) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kondisi pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) memang jauh lebih tinggi dari konvensional.
NPF pada akhir Maret berada 3,44%, sementara kredit bermasalah perbankan konvensional (NPL) berada pada level 2,5%. Pada periode sebelumnya, pembiayaan bermasalah perbankan syariah lebih besar lagi. Contohnya pada akhir 2017 yang mencapai 4,76% ataupun 2016 yang mencapai 4,42%.
Hal tersebut berpengaruh terhadap profitabilitas dari perbankan syariah yang tercatat hanya Rp 5,12 triliun pada periode 2018. Dengan tingkat aset sebesar Rp 316,691 triliun, maka return on asset (ROA) tercatat hanya 1,28%. Sementara ROA perbankan konvensional menyentuh 2,55% pada akhir Desember 2018.
TAG#Bank, #Bank Syariah, #Bank Konvensional
190215009
KOMENTAR