Rekomendasi Saham Pilihan: Rabu, 26 November 2025
Jakarta, Inakoran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak di zona merah pada perdagangan Selasa (25/11/2025). Tekanan jual yang meluas, terutama di saham-saham berkapitalisasi besar, membuat IHSG ditutup melemah 0,56% ke level 8.521,89.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sempat dibuka di level 8.570,85, menyentuh titik tertinggi di 8.574,39, dan bergerak hingga ke level terendah 8.487,22 sepanjang perdagangan.
Aktivitas pasar tetap ramai, dengan nilai transaksi mencapai Rp31,21 triliun, volume 56,83 miliar lembar, dan 2,55 juta kali transaksi. Adapun kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp15.579 triliun. Namun, dominasi tekanan jual terlihat jelas: 382 saham melemah, hanya 293 saham menguat, dan 281 stagnan.
Saham-saham big caps di sektor perbankan memimpin pelemahan. BBRI terkoreksi 3,77%, sedangkan BMRI turun 1,47%. Tekanan juga melanda saham-saham sektor lain yang memiliki nilai transaksi besar, seperti: BRMS turun 4,88%, EMTK terkoreksi 3,09%, PTRO melemah 0,76%.
Pelemahan IHSG turut dibarengi pergerakan ekstrem pada beberapa saham, antara lain: SOTS anjlok 14,94%, PURI melemah 14,62%, SOHO turun 14,25%. Sementara saham SWID melesat 34,86%, SEMA naik 34,62%, dan WEHA menguat 34,58%
Kenaikan agresif pada sejumlah saham tersebut menunjukkan adanya rotasi sektor dan aksi spekulatif di tengah ketidakpastian pasar.
Menurut analisis Tim Riset Phintraco Sekuritas, terdapat beberapa sentimen penting yang mewarnai pergerakan IHSG. Pemerintah dan otoritas pasar modal tengah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Demutualisasi Bursa Efek, yang merupakan amanat dari UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Jika diterapkan, demutualisasi akan mengubah struktur kepemilikan Bursa Efek Indonesia. BEI yang selama ini dimiliki sepenuhnya oleh anggota bursa dapat bertransformasi menjadi perseroan dengan kepemilikan lebih luas. Langkah ini berpotensi membawa perubahan besar dalam tata kelola dan dinamika pasar modal Indonesia.
Dari sisi global, investor menanti rilis lanjutan data ekonomi Amerika Serikat yang sempat tertunda akibat government shutdown beberapa waktu lalu. Data-data ini diperkirakan akan memengaruhi ekspektasi terhadap kebijakan moneter The Fed, yang pada akhirnya berdampak pada arus modal ke negara berkembang termasuk Indonesia.
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.
TAG#Bursa Efek Indonesia, #Pasar Saham, # Saham Pilihan, # IHSG, # Saham BUMN, #Pasar Modal, #Emiten, #Rekomendasi Saham, #BBRI, #BRMS, #EMTK, #PTRO, #SOTS, #PURI, #SOHO, #SWID, #SEMA, #WEHA.
214137905







KOMENTAR