Bivitri Susanti: Politik Orang Dalam Merusak Masa Depan Indonesia

Hila Bame

Tuesday, 07-11-2023 | 08:25 am

MDN
Bivitri (tengah)

 

JAKARTA, INAKORAN

“Sekalipun umurnya muda tetapi melihat hidup untuk mengejar kekuasaan semata, cara berinteraksi yang feodal, dan kalau dia politikus, cara berpolitiknya seperti orang zaman dahulu, itu bukanlah anak muda,” tegas Bivitri 

Pasalnya, praktik politik seperti itu mengedepankan kekuasaan dan itu bisa merusak masa depan Indonesia.

“Ini bukan soal pro seseorang atau sebaliknya anti seseorang,” terang wanita yang kerap disapa Bibip itu.

Dia menjelaskan, demokrasi dan hukum yang susah payah dibangun justru terancam oleh orang-orang yang punya privilege. Parahnya, mereka juga mengatasnamakan kaum muda.

Padahal menurut Dosen Sekolah Tinggi Hukum (STH) Jentera itu, ciri khas kaum muda ditunjukkan dari sikapnya yang tidak mengejar-ngejar kekuasaan dengan cara apapun.

“Sekalipun umurnya muda tetapi melihat hidup untuk mengejar kekuasaan semata, cara berinteraksi yang feodal, dan kalau dia politikus, cara berpolitiknya seperti orang zaman dahulu, itu bukanlah anak muda,” tegasnya.

Senada dengan Bibip, pengamat politik Ray Rangkuti juga mengkritik praktik politik orang dalam. Dia menyebut tidak ada fair di dalam politik orang dalam.

Ray menyinggung seseorang yang terkenal lalu menjadi wali kota karena priviligenya sebagai anak presiden

Sekalipun tidak menyebut nama, Ray rupanya menyinggung Gibran, putra sulung Presiden Jokowi. 

Selain Gibran, Ray juga menyindir Kaesang yang adalah seorang pengusaha lalu terjun ke dunia politik, dan hanya butuh waktu dua hari dia menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

baca:  

Dinasti Politik: Tidak Beradab dan Mengancam Masa Depan Generasi Muda

 

 

KOMENTAR