BNI Akui Sulit Bersaing dengan Bank Asing Danai Divestasi Saham Freeport

Sifi Masdi

Thursday, 19-07-2018 | 11:13 am

MDN
Kantor Bank BNI [ist]

Jakarta, Inako

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), sebagai salah satu Bank BUMN, mengakui belum mempunyai rencana untuk memberikan pinjaman kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum untuk divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI).

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama BNI Achmad Baiquni. Ia  menyatakan, banyaknya saingan bank swasta yang menawarkan utang berbunga rendah kepada Inalum merupakan salah satu faktor keengganan BNI untuk turut andil mendanai Inalum.

"Tawaran dari mereka juga banyak (bank swasta). Kalau kita bersaing dengan mereka, rasa-rasanya berat," kata Baiquni selepas memberikan paparan Kinerja BNI semester I tahun 2018 pada Rabu, (18/7/2018).

Ia juga menambahkan bahwa keengganan BNI untuk memberikan pinjaman kepada Inalum, karena transaksi divestasi 51 persen saham Freeport menggunakan mata uang dollar AS. Dengan kondisi rupiah yang terpuruk seperti ini, membuat BNI sulit untuk bersaing dengan bank swasta.

"Dengan dana dollar AS kita yang sangat terbatas, sekarang kita juga tetap mesti lihat juga potensi-potensi kita menyalurkan kredit dengan suku bunga yang masih lebih menarik, kenapa kita enggak pilih yang itu,” tegasnya.

Lebih lanjut Baiquni mengatakan, adanya sinergi BUMN tak menjadi keharusan bagi BNI untuk turut serta dalam pendanaan akuisisi Freeport oleh Inalum. Sebab menurut dia, Inalum memiliki kemampuan sendiri dalam mencari pendanaan.

"Hanya karena semangat sinergi BUMN, biasanya dia memprioritaskan (Bank BUMN) tapi tetap ujung-ujungnya pertimbangan buat Inalum adalah cost buat mereka. Kalau terlalu tinggi, tentu dia enggak akan memprioritaskan bank-bank BUMN untuk masuk,” ujar dia.


 

KOMENTAR