BPJS Kesehatan Segera Bayar Utang ke RS

Jakarta, Inako
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan lembaga yang dipimpinnya akan segera membayar tunggakan utang yang belum dibayarkan kepada sejumlah Rumah Sakit (RS).
Hal itu disampaikan Fachmi, Jumat (22/11). Fachmi menegaskan bahwa pihaknya akan mulai membayarkan utangnya kepada RS secara bertahap setelah menerima suntikan dana tahap pertama dari pemerintah untuk menutupi defisit tahun ini.
Adapun jumlah utang BPJS Kesehatan kepada RS sampai akhir September 2019 adalah sebesar Rp17 triliun.
Fachmi menjelaskan, pada tahap awal tersebut pemerintah akan membayarkan selisih untuk kenaikan iuran untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) pemerintah pusat sekitar Rp9 triliun. Uang selisih pembayaran PBI Pemerintah pusat tersebut akan digunakan oleh BPJS Kesehatan untuk mulai mencicil tunggakan utang kepada RS.
“Jadi, Jumat, Insya Allah akan masuk kurang lebih Rp9,13 triliun itu akan langsung didistribusikan ke RS, artinya Jumat siang sudah mulai ada rumah sakit yang menerima, tapi paling lambat Senin sudah terdistribusi. Kemudian setelah itu kita akan bicara lagi, menentukan tanggal berapa yang akan cair tahap kedua, kemudian pencairan tahap ke-3. Intinya kita ingin bahwa kalaupun ada gagal bayar, itu untuk RS masih manageable dengan skema SCF yang saat ini masih kita gunakan, sehingga tahun 2021 kita perhitungan aktuaria itu akan mengalami surplus yang bisa menutup defisit carry over di tahun 2019 ini,” jelas Fachmi.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Pusat Kuntjoro Adi Purjanto berharap rumah sakit yang memiliki kontrak dengan BPJS Kesehatan tidak bergantung pendapatannya kepada BPJS Kesehatan. Rumah Sakit, kata Kuntjoro, diharapkan bisa memiliki inovasi baru sehingga bisa mendapatkan sumber penghasilan yang lebih luas lagi.
“Dan satu hal yang menjadi perhatian kita semua, saya berharap RS yang melakukan kontrak, dengan BPJS tidak sangat tergantung pendapatannya dari BPJ. RS Indonesia harus mempunyai inovasi agar pembiayaannya bisa didapatkan bukan hanya dari pasien BPJS saja,” jelas Kuntjoro.
TAG#BPJS Kesehatan, #Utang, #Rumah sakit
190215248

KOMENTAR