BPS Catat Deflasi September Sebesar 0,18%

Sifi Masdi

Monday, 01-10-2018 | 19:06 pm

MDN
Kepala BPS Suhariyanto [ist]
“BPS mencatat perkembangan deflasi periode September 2018 sebesar 0,18 persen.”

 

Jakarta, Inako

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2018 terjadi deflasi 0,18 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, turunnya harga bahan makanan menjadi penyebab terjadinya deflasi pada September 2018.

"Terjadi deflasi karena harga beberapa bahan makanan menurun," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (1/10).

Suhariyanto menyatakan, kelompok bahan makanan dalam periode ini menyumbang deflasi sebesar 1,62 persen karena harga-harga komoditas tercatat mengalami penurunan. Bahan makanan yang menyumbang deflasi, antara lain, daging ayam ras 0,13 persen, bawang merah 0,05 persen, ikan segar 0,04 persen, telur ayam ras 0,03 persen, cabai rawit 0,02 persen, dan komoditas sayuran 0,01 persen.

Kelompok lainnya yang mengalami deflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen akibat turunnya tarif angkutan udara.

"Kelompok transportasi memberikan deflasi karena terjadi penurunan tarif angkutan udara di 82 kota, setelah puncaknya pada Ramadhan dan Lebaran, kecuali di Bengkulu," ujarnya.

Meski demikian, Suhariyanto memastikan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga masih mengalami inflasi tinggi pada September 2018 sebesar 0,54 persen.

"Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga ini dipengaruhi oleh kenaikan uang kuliah akademi dan perguruan tinggi," katanya.

Kelompok lainnya yang mengalami inflasi adalah kelompok kesehatan 0,41 persen, kelompok sandang 0,27 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,29 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, serta bahan bakar 0,21 persen.

Dengan September tercatat deflasi, tingkat inflasi tahun kalender Januari-September 2018 sebesar 1,94 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 2,88 persen.

Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen, tercatat sebanyak 66 kota menyumbang deflasi dan 16 kota masih mengalami inflasi. Deflasi rendah terjadi di Pare sebesar 1,59 persen, sedangkan deflasi rendah terjadi di Tegal, Singkawang, Samarinda, dan Ternate masing-masing 0,01 persen.

 

 


 

KOMENTAR