BPS Rilis Deflasi 0,05 Persen pada September 2020

Jakarta, Inako
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara garis besar Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan harga atau deflasi sebesar 0,05 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada September 2020.
BACA JUGA:
Rilis data deflasi 3 bulan IHSG merangkak Naik
Deflasi ini sama dengan Agustus 2020 sebesar minus 0,05 persen namun lebih rendah dari deflasi September 2019 sebesar minus 0,27 persen.
Sementara inflasi secara tahun berjalan (year-to-date/ytd) sebesar 0,89 persen. Sedangkan secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,42 persen pada bulan lalu.
"Jadi terjadi deflasi dalam tiga bulan berturut-turut pada tahun ini," ucap Kepala BPS Suhariyanto, Kamis (1/10).
Suhariyanto mengatakan deflasi tertinggi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau minus 0,37 persen dengan andil minus 0,09 persen. Deflasi terjadi karena penurunan harga ayam daging ras di sejumlah daerah di Indonesia.
"Ada penurunan harga daging ayam ras dan telor ayam ras sekitar 0,04 persen. Ada juga penurunan bawang merah dan beberapa sayuran seperti tomat dan cabai rawit," katanya.
Komoditas yang justru mengalami inflasi atau kenaikan harga adalah minyak goreng sekitar 0,02 persen dan bawang putih 0,01 persen. Selanjutnya, deflasi tinggi juga terjadi di kelompok transportasi sebesar minus 0,33 persen dan andil 0,04 persen.
"Ada penurunan tarif angkutan udara dengan andil 0,04 persen di 40 kota IHK, penurunan terbesar di Tanjung Pinang dan Pangkal Pinang," jelasnya.
Selain itu, deflasi juga terjadi di kelompok pakaian dan alas kaki minus 0,01 persen dengan andil 0 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi minus 0,01 persen dan andil 0 persen.
Sisanya, kelompok lain mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kelompok pendidikan 0,62 persen dengan andil 0,03 persen.
"Pendidikan karena kenaikan uang kuliah atau akademi, perguruan tinggi dengan andil 0,03 persen. Kenaikan harga uang kuliah di 19 kota IHK," terangnya.
KOMENTAR