Cegah Stunting, Dinkes Serang Luncurkan Program Ibu Pintar

Binsar

Thursday, 27-09-2018 | 07:16 am

MDN
Mengenal "Stunting" dan Efeknya pada Pertumbuhan Anak [ist]

 "Dinas Kesehatan Kota Serang, Banten memberi perhatian serius pada masalah gizi balita yang mengalami gangguan pertumbuhan atau stunting"

 

Serang, Inako –

Stunting atau gagal tumbuh karena kekuragnan gizi, menjadi momok yang menakutkan bagi banyak ibu atau keluarga yang kini masih memiliki anak usia dini. Karena itu, sejumlah upaya antisipatif terus dilakukan oleh pemerintah daerah atau kota melalui dinas terkait, untuk mencegah kondisi kitu menimpah para balita di daerahnya.

Dinas Kesehatan Kota Serang mislanya. Belum lama ini institusi itu meluncurkan program "Kelas Ibu Pintar" sebagi upaya mengantisipasi semakin banyaknya balita yang mengalami stunting karena gizi buruk.

"Di Kota Serang saat ini ada sekitar 2.934 balita stunting dari jumlah sekitar 65 ribu bayi," kata Kepala Dinas Kese di Kota Serang, Toyalis saat meluncurkan program "Kelas Ibu Pintar' di Posyandu Bogenvile V Bumi Agung Permai I Kelurahan Unyur Kota Serang, di Serang, Senin.

 

Ilustrasi [ist]


   
Ia mengatakan, jika dilihat dari jumlah balita stunting di Kota Serang sebanyak 2.934 balita dari sekitar 65 ribu bayi, maka persentase balita stunting di Kota Serang ada sekitar 6,3 persen. Jumlah tersebut jaug dibawah persentasi nasional yang mencapai 28 persen balita stunting dari total balita yang ada di Indonesia.
   
"Menurut data, dari tiga balita di Indonesia satu diantaranya pendek, kasusunya paling banyak di Indonesia Timur," kata Toyalis. 

Ia mengatakan, untuk mengantisipasi terus bertambahnya balita stunting di Kota Serang, pihaknya membuka program 'Kelas Ibu Pintar' tujuannya untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu hamil dan yang mempunyai balita, agar memperhatikan kesehatan dan gizi anak.
   
"Nanti ibu-ibu kader PKK dan pihak Puskesmas akan memberikan pengarahan kepada ibu-ibu hamil dan yang punya balita. Betapa pentingnya kesehatan dan perhatian terhadap gizi anak," kata dia.
   
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan balita stunting atau gagal tumbuh, diantaranya sakit dan yang paling utama kekurangan gizi ataukekurangan makanan bergizi.
     
"Di Kota Serang ini ada 85 kasus gizi buruk tahun lalu. Mudah-mudahan tahun ini berkurang," kata Toyalis.
   
Upaya lain yang harus diperhatikan, kata dia, memeriksakan kehamilan ibu-ibu minimal empat kali selama masa kehamilan, makan-makanan bergizi serta meminum pil tambah darah.
     
"Kalau tidak punya uang untuk periksakan kehamilan ke dokter atau bidan, silahkan datang ke puskesmas, bisa diperiksa secara gratis," kata Toyalis diihadapan puluhan ibu-ibu pemilik balita serta unsur pemerintahan Kecamatan Serang.

 

Ilustrasi anak kekurangan gizi [ist]


     
Sementara itu Kepala Puskesmas Kelurahan Unyur Kota Serang, Susanti mengajak masyarakat sekitar untuk rajin memeriksakan kesehatan keluarga terutama balita dan ibu hamil dengan mendatangi puskesmas terdekat. Berbagai upaya dan inovasi dilakukan dalam rangka mendorong kesadaran masyarakat untuk rajin memeriksakan kesehatan secara rutin.
   
Menurutnya, ada lima inovasi yang dilakukan Puskemas Unyur dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat antara lain, kunjungan ibu hamil sedini mungkin (KIS), Bank Sampah Terintegrasi (Baster), Pos UKK terintegrasi, pembagian masker gratis bagi warga yang sedang sakit batu atau flu serta penyediaanperpustakaan di puskesmas.
 

KOMENTAR