Cek Daerah Rawan Banjir, Ganjar : Warga Harus Bergotong Royong Kelola Sampah

Shanty

Friday, 03-01-2020 | 20:44 pm

MDN
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didampingi Walikota Pekalongan, Saelany Machfudz, daerah potensi rawan banjir di SD Negeri Pabean, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jumat (3/1/2020).

Pekalongan, Inako

 

Selain mengecek kesiapan pompa pengendali banjir, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang didampingi Walikota Pekalongan, Saelany Machfudz beserta jajaran Pemerintah Kota Pekalongan juga meninjau daerah potensi rawan banjir di SD Negeri Pabean, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jumat (3/1/2020).

Kunjungan rombongan Ganjar ini langsung disambut antusias oleh para pelajar, perangkat kelurahan, dan masyarakat setempat yang telah menunggu kedatangannya. Pada kesempatan yang baik tersebut, Ganjar juga menyempatkan bersalaman dan berdialog dengan para pelajar dan masyarakat yang ada di Kelurahan Pabean.

Gubernur Ganjar mengajak masyarakat Pabean untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Menurut Ganjar, hal ini wajib dilakukan agar terbebas dari bencana khususnya rob yang menggenangi kelurahan tersebut beberapa waktu belakangan ini.

"Kami meminta masyarakat tidak buang sampah sembarangan agar aliran air yang mengalir ke selokan air, sungai bisa lancar. Kami sudah mengecek pembangunan kota, selama ini progressnya sudah baik dengan koordinasi antara Pemerintah Kota dan Anggota DPRD," ucap Ganjar.

Lebih lanjut, Ganjar menyampaikan bahwa banyak genangan yang terjadi selama ini disebabkan tersumbatnya saluran air karena sampah. Ganjar juga mencontohkan bahwa Di Klaten sudah ada Sekolah Sungai pertama di dunia yang memberikan edukasi mengenai cara pengelolahan sampah agar tak dibuang ke Sungai.

"Sekolah Sungai Klaten ini bertujuan membuat masyarakat paham akan pengelolan sampah. Oleh karena itu, mari masyarakat Pekalongan bisa ikut meniru yang telah dilakukan oleh Klaten, sungainya dikelola bareng-bareng, industri-industri bisa turut serta mengelola juga, yang didukung dengan pembangunan IPAL," jelas Ganjar.

Kata Ganjar, untuk mewujudkan hal tersebut, seluruh elemen masyarakat baik pemerintah, perguruan tinggi, pelajar, mahasiswa, dan stakeholder lainnya diminta untuk bergotong-royong membersihkan sungai dan mengelola sampah-sampah yang ada terutama sampah plastik yang sulit terurai untuk bisa didaur ulang.

"Harapannya semoga di tiap-tiap sungai akan ada komunitas atau penanggungjawabnya, biar masyarakat lebih paham akan pentingnya lingkungan dan cara merawat lingkungan. Sampah plastik dipisah untuk dapat didaur ulang menjadi barang yang bernilai,” pungkas Ganjar.

KOMENTAR