Charta Politika Indonesia : Sebanyak 68,3 persen pemilih PDIP mendukung Ganjar.

JAKARTA, INAKORAN
Meski hasil survei jadi pertimbangan, tapi bukan segalanya. Perubahan pilihan pendukung pada menit terakhir adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi. Karena itu ihktiar setiap kandidat sampai hari pencoblosan, adalah pangkal tolak kemenangan.
Charta Politika Indonesia merilis hasil survei terkait calon presiden (capres) 2024.
Dalam survei tersebut, pemilih PDIP, Golkar, dan PPP dominan mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden.
Sebanyak 68,3 persen pemilih PDIP mendukung Ganjar. Disusul pemilih Golkar 37,3 persen dan pemilih PPP 27,8 persen juga mendukung mantan anggota DPR RI itu.
"Golkar ternyata paling banyak memilih Ganjar Pranowo, ada 37,3 persen pemilih Golkar yang memilih Ganjar Pranowo," kata Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya.
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai hasil survei tersebut pasti akan menjadi bahan pertimbangan partai politik dalam menentukan calon presiden (capres) yang akan didukung pada Pemilu 2024.
Di sisi lain, dinamika bursa capres masih akan terus bergejolak.
"Sejauh ini memang PDIP belum mengumumkan siapa yang bakal direkomendasikan oleh ketum.
Baru Golkar yang memperjuangkan ketumnya, Airlangga. Tetapi dinamika ke depan masih dinamis. Tarik-ulurnya masih tinggi," terangnya
baca:
Megawati Soekarno Puteri dan Pilpres 2024
Menurutnya, semua partai dalam kontes pemilu akan berharap kemenangan.
Dalam kerangka itu, semua partai akan realistis dengan memberikan dukungan pada calon yang berpotensi besar untuk menang.
"Mereka masih menunggu semuanya. Prediksi saya menunggu Juli baru akan mengerucut. Situasi sekarang, partai masih mempertimbangkan banyak hal.
Semua ingin posisi terbaik," terusnya.
Surokim menambahkan partai juga tidak hanya mempertimbangan keaslian kader.
baca:
Golkar Solid ke Airlangga, Opsi Pencapresan Ganjar oleh KIB Sulit Terwujud
Saat ini, partai politik tengah melakukan pendeteksian terkait suara arus bawah, sehingga hasil survei akan menjadi pertimbangan. Menurutnya, dalam pemilu langsung, kandidasi memang dilakukan oleh parpol, namun hasil akhir ditentukan oleh para pemilih Indonesia.
"Itu akan menjadi pertimbangan dalam kandidasi parpol, apakah di PDIP atau KIB," terus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) itu.
Surokim menilai ada peluang besar terjadinya koalisi antara KIB dan PDIP. Hal dilandasi dengan analisa terkait keberadaan Presiden Joko Widodo yang berpeluang memainkan peran utama dalam koalisi tersebut.
"Kalau variabel Presiden Jokowi dimainkan, peluangnya besar," tegasnya.
Menurutnya, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mempunyai kader yang saat ini duduk sebagai menteri dalam pemerintahan Jokowi.
Sehingga terbuka kemungkinan koalisi antara PDIP dan KIB.
"Ada variabel antara. Jadi menurut saya, KIB itu bukan hanya kesepakatan Golkar, PPP, dan PAN, tapi mereka juga ada 'konsultasi' dengan Presiden Jokowi. Inilah yang akan menjembatani dengan PDIP," pungkasnya.
TAG#pilpres2024, #AIRLANGGA, #GANJAR
198736104
KOMENTAR