CORE Indonesia Prediksi Peneriman Negara di 2019 Tak Capai Target

Jakarta, Inako
Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memprediksi penerimaan negara pada 2019 masih belum mencapai target.
"Ini memang belum mencapai target karena tidak ada momentum penggerak hingga akhir tahun nanti," ujar Ekonom Core Yusuf Rendy kepada wartawan, Minggu (15/9).
Yusuf memprediksi penerimaan negara ada di sekitar Rp 1.960 triliun-Rp 1.991 triliun atau sekitar 90%-92% dari target penerimaan negara dalam APBN 2019. Defisitnya dapat mencapai 2% terhadap PDB-2,1% terhadap PDB.
Hal itu juga dipengaruhi oleh turunnya harga minyak dan batubara, serta penguatan rupiah ke level Rp 14.000 terhadap dolar Amerika Serikat.
Meski begitu, Yusuf melihat adanya peluang kenaikan harga minyak. Hal ini disebabkan oleh efek pengeboman pabrik Saudi Aramco yang merupakan penyuplai besar terhadap total produksi minyak Arab Saudi.
Pasca pengeboman, produksi minyak mungkin agak sedikit terganggu dan dengan permintaan yang masih sama, itu bisa menyebabkan naiknya harga minyak dunia, juga Indonesia.
Namun, ini juga perlu diwaspadai karena dalam jangka panjang, bisa berakibat ketidakpastian harga minyak dunia. Ini yang perlu diperhatikan oleh Indonesia, khususnya untuk penerimaan pajak dan non pajak minyak.
Sementara rupiah dilihat akan cenderung menguat hingga 2020. Hal ini dipengaruhi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang enggan mengeluarkan kebijakan yang tidak populis sehingga perekonomian Amerika Serikat pun melemah.
"Ini nantinya yang masih mendorong capital inflow ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Memang sebuah blessing in disguise, jadi kita harus hati-hati," tambah Yusuf.
TAG#CORE Indonesia, #Penerimaan Negara, #Minyak
198735084
KOMENTAR