Damiano Tommasi Akan Menerima Peran Sebagai Walikota Verona Pada Penutupan Olimpiade Musim Dingin Mendatang

Binsar

Tuesday, 16-12-2025 | 10:20 am

MDN
Damiano Tommasi akan menerima peran sebagai Walikota Verona pada penutupan Olimpiade musim dingin mendatang (ist)

 

 

Jakarta, Inakoran

Setelah menempuh jalur yang tidak biasa sejak pensiun dari sepak bola, mantan pemain internasional Italia Damiano Tommasi memiliki acara besar di hadapannya sebagai Walikota Verona, tempat upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin mendatang akan berlangsung.

Sebagai bagian dari skuad Roma yang terakhir kali memenangkan Serie A Italia pada tahun 2001 bersama bintang Jepang Hidetoshi Nakata, mantan gelandang serba bisa ini menyuntikkan kegigihan dan kemampuan pengambilan keputusan yang sama yang membuatnya disayangi oleh para Romanisti ke dalam peran barunya.

 

"Ini akan menjadi perayaan besar bagi kota ini," kata pria berusia 51 tahun dari pinggiran kota Verona itu tentang upacara penutupan di Verona Arena pada 26 Februari.

"Upacara di monumen dengan sejarah sekitar 2.000 tahun akan menawarkan pemandangan yang mengharukan bagi para penonton."

Setelah melakukan debut profesionalnya bersama Hellas Verona di Serie B pada tahun 1993, Tommasi bermain untuk Italia di Olimpiade Atlanta 1996 tetapi tidak ikut serta dalam upacara penutupan setelah mereka tersingkir di babak penyisihan grup.

"Saya senang bisa berbagi momen ini dengan para atlet sebagai seorang walikota, sebuah pengalaman yang tidak bisa saya wujudkan sebagai pemain," katanya, melansir Kyodonews.

 

Damiano Tommasi eks gelandang AS Roma (ist)

 

Tommasi pindah ke Roma pada musim panas itu dan memenangkan scudetto terakhir mereka sebagai bagian kunci dari tim terkenal Fabio Capello lima musim kemudian, bermain penuh dalam pertandingan penting yang berakhir imbang 2-2 di akhir musim melawan rival perebutan gelar Juventus, yang unggul berkat gol dari Alessandro Del Piero dan Zinedine Zidane dalam enam menit pertama.

Nakata menggantikan pemain andalan Francesco Totti pada menit ke-60 dan melepaskan tembakan keras dari jarak hampir 30 meter sebelum upaya kuat lainnya dari jarak jauh memungkinkan Vincenzo Montella untuk menyambar bola rebound di menit-menit terakhir.

"Kami memiliki pemain penyerang terbaik di Roma saat itu di bawah asuhan Capello, dimulai dari Totti, kemudian Montella dan (Gabriel) Batistuta," kenang Tommasi tentang masa-masanya di kasta tertinggi sepak bola Italia ketika liga tersebut secara luas dianggap sebagai liga terbaik di dunia.

"Namun Hidetoshi selalu menunjukkan performa terbaiknya setiap kali berada di lapangan, bahkan jika dia bukan pemain inti reguler. Dia membuat tim berfungsi dengan baik tanpa penurunan dalam tingkat kerja dan standar permainan. Kontribusinya melawan Juventus, yang menempatkan kami di posisi terdepan untuk meraih gelar, benar-benar tinggi."

Sebagai pemain andalan di timnas Italia yang tersingkir di babak 16 besar Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan, Tommasi kemudian bermain di Spanyol, Inggris, dan Tiongkok sebelum menjabat sebagai presiden Asosiasi Pesepakbola Italia antara tahun 2011 dan 2020 serta anggota dewan Federasi Sepak Bola Italia.

Etos kerjanya yang tenang memicu seruan dari warga Verona, tempat kisah Romeo dan Juliet berlatar, agar ia maju dalam pemilihan, dengan membawa "visi baru untuk masa depan." Ia menang pada tahun 2022, menjadi walikota sayap kiri tengah pertama di ibu kota provinsi tersebut dalam 15 tahun terakhir.

Dengan semangatnya di lapangan yang tetap terjaga, yaitu "memberikan yang terbaik sebagai anggota tim" dan "memenuhi peran masing-masing", Tommasi yakin kota ini menjadi lebih "ambisius" dengan keberhasilan penyelenggaraan Pertemuan Menteri Industri, Teknologi, dan Digital Kelompok Tujuh (G7) pada Maret 2024.

 

 

Berkat idenya, Casa Verona dibuka pada akhir November di lokasi yang sebelumnya digunakan sebagai gudang amunisi, menyediakan siaran langsung, interaksi atlet, dan pameran medali masa lalu. Tempat ini juga akan tetap menjadi pusat kota untuk menyiarkan acara olahraga dari seluruh dunia.

"Saya ingin membangkitkannya kembali sebagai simbol perdamaian dan olahraga... Saya akan menjadikannya tempat di mana cita-cita Olimpiade diwujudkan," kata Tommasi. "Saya percaya olahraga selalu memberikan pelajaran penting bagi masyarakat dan politik."

Tommasi mengungkapkan kekecewaannya terkait Olimpiade dalam beberapa tahun terakhir. Ia kecewa karena ajang itu sering kali dilaporkan dalam bentuk angka-angka seperti dampak ekonomi dan pendapatan pariwisata, sementara akar Olimpiade dari para atlet yang menginspirasi atlet masa depan telah dilupakan.

Nilai Olimpiade, kata dia, terletak pada dampaknya terhadap kemanusiaan dan masyarakat yang diwariskan selama berabad-abad, bukan hanya pada aspek komersialnya, seperti yang disaksikan belakangan ini.

 

 

 

KOMENTAR