Demokrat Kembali Bergejolak, Forum Pendiri Serang SBY dan Minta Segera KLB

Sifi Masdi

Tuesday, 02-07-2019 | 23:50 pm

MDN
Forum pendiri Partai Demokrat [ist]

Jakarta, Inako

Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator (FKPD) Partai Demokrat meminta Partai Demokrat segera menggelar kongres luar biasa (KLB). FKPD menilai Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gagal memimpin partai selama dua periode.

"Bapak Ketua Umum, dalam hal ini Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, selama menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam 2 periode tahun 2014 dan tahun 2019 dinyatakan gagal," ujar pendiri Partai Demokrat (PD), Henkcy Luntungan, saat konferensi pers di gedung TBS9, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Selasa (2/7/2019).

Mereka yang menggelar konferensi selain Hengkcy ialah Subur Sembiring, Murtada Sinuraya, Akbar Yusuf Siregar, Suryadi, Sahat Saragih, dan Mustika Karim.

Henkcy menilai elektabilitas PD merosot di bawah kepimpinan SBY. Dia menjabarkan, pada periode pertama, jumlah suara PD semula 20,40 persen lalu turun menjadi 10,19 persen. Dia juga menyebut jumlah suara PD turun pada periode kedua kepemimpinan SBY, dari 10,19 persen menjadi 7,7 persen. "Artinya, dua kali ketinggalan kelas," ujarnya.

Lebih lanjut, Henkcy menyebut SBY melanggar atau menjalankan manajemen PD dengan melanggar beberapa kriteria. SBY dinilai telah melanggar AD/ART partai dalam kongres di Bali pada 2013 dan Surabaya pada 2010.

Selain itu, SBY disebut telah menjadikan PD sebagai partai dinasti. Bahkan SBY dianggap menyebarkan kabar bohong terkait pendiri dan deklarator partai.

"Telah menyampaikan kabar bohong tentang pendiri dan deklarator juga seluruh kader Partai Demokrat atas berdirinya Partai Demokrat sehingga Bapak SBY mencoba menjadikan Partai Demokrat menjadi partai tokoh dan dirinya menjadi tokoh Partai Demokrat sebagai pemilik Partai Demokrat," terangnya.

Henkcy menegaskan SBY bukanlah pendiri PD. Dia menyebut PD justru hancur di bawah kepemimpinan SBY. Maka itu, FKPD meminta partai menggelar kongres luar biasa.

"Perlu saya sampaikan bahwa konpers ini kami lakukan setelah kami berkonsultasi dengan kepada senior pendiri Demokrat untuk mendapat arahan petunjuk dan kesepakatan. Beliau-beliau adalah Bapak Vence Rumangkang, Subur Budhisantoso, Umar Said, Max Rompas, Achmad Mubarok, Ricky Sofyan, Max Sopacua, Wayan Sugiana, Achmad Torix," jelasnya.

Sementara itu, pendiri PD lainnya, Sahat Saragih, menambahkan urgensi digelarnya KLB lantaran PD dianggap sudah hancur sehingga agenda tersebut perlu disegerakan.

"Karena memang PD ini sudah hancur lebur. Artinya, Pak SBY sudah tinggal kelas 2 kali. Kalau orang yang sudah tinggal kelas 2 kali, kita pertahankan atau tidak? Masa sih kita pertahankan terus. Itu kira-kira permintaan evaluasi daripada pendiri dan deklarator ini," ujarnya.

Dia juga tak ingin hal ini dikaitkan dengan kondisi pribadi SBY yang masih berkabung. Dia menegaskan KLB digelar untuk perbaikan partai.

"Karena PD ini kan bukan Pak SBY tunggal yang memilikinya. Jadi tidak ada urusan PD dengan itu sebenarnya. Tetapi seluruh secara manusiawi kader-kader dan pendiri dan deklarator menghormati beliau dalam bersedih. Tapi jangan kaitkan kepentingan pribadinya, keluarganya, dengan kepentingan PD," kata Sahat.

DPP Partai Demokrat Berang

Ketua DPP PD Ferdinand Hutahaean menyebut mereka yang mengatasnamakan FKPD merupakan orang-orang yang tak punya hak suara untuk mengevaluasi kepemimpinan SBY. Henkcy cs disebut hanya memperalat nama 'Forum Pendiri' karena yang punya hak suara untuk menggelar evaluasi ialah pengurus DPD dan DPC.

"Forum pendiri ini tidak ada dalam AD/ART," tegas Ferdinand saat dihubungi terpisah.

Ferdinand Hutahaean menyebut Sahat Saragih sebetulnya tak patut bicara soal suara partai karena rekam jejak pribadi. Menurutnya, Sahat saat maju sebagai caleg DPR RI daerah pemilihan Sumatera Utara hanya mendapat 2 ribuan suara. 

"Jadi lebih baik Sahat agar mengevaluasi dirinya sendiri terlebih dulu sebelum mengevaluasi pihak lain, apalagi SBY sebagai ketua umum yang telah mampu mempertahankan eksistensi partai ini di sela beliau harus mendampingi almarhum Ibu Ani yang sedang sakit waktu kampanye," ucap dia.

DPP Partai Demokrat, disebut Ferdinand, sebetulnya tidak ingin menanggapi kelompok FKPD yang mereka kategorikan sebagai 'kelompok tak tahu diri'. Dia menganggap Henkcy cs hanya ingin mencari perhatian.

"Kelompok yang tak paham aturan dan kelompok yang hanya sedang memanfaatkan situasi untuk mencoba exist di kancah politik. Mereka lupa bahwa mereka bukan siapa-siapa dan tidak punya hak suara. Istilahnya, mereka ini hanya kelompok yang sedang 'caper' saja. Tak perlu ditanggapi serius, nanti mekanisme partai akan berjalan untuk memproses mereka ini secara aturan," tegas dia.


 

KOMENTAR