Donald Trump Suruh Intelijen AS Sekolah Lagi

Washington, Inako
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan kritikan pedas terhadap jajaran intelijennya. Dalam serangkaian kicauannya di Twitter, presiden dari Partai Republik itu menuturkan bahwa komunitas intelijen sudah melakukan kesalahan soal Iran.
Dikutip BBC pada Rabu (30/1/2019), kecaman itu muncul setelah Direktur Intelijen Nasional Daniel Coats membeberkan laporan "Penilaian Ancaman Dunia".
Dalam laporan yang disajikan kepada Senat pada Selasa (29/1/2019) itu, Coats menyatakan Iran tidak lagi membuat senjata nuklir. Trump mengatakan, masyarakat intelijen telah bertindak pasif dan naif karena mereka tidak mengindahkan bahaya yang bisa ditimbulkan Iran.
Dia mengungkapkan ketika sudah menjadi presiden, Iran sudah membuat masalah baik di kawasan Timur Tengah maupun di negara lain.
Trump mengklaim, sejak dia memutuskan keluar dari perjanjian nuklir 2015 pada Mei 2018, Teheran sudah menunjukkan sikap "berbeda".
Namun, dia memperingatkan, Iran masih menyimpan potensi bahaya dan konflik. Sebab, mereka masih melakukan uji coba roket pada pekan lalu.
"Ekonomi yang sedang tersendat membuat langkah mereka tertunda. Berhati-hatilah terhadap Iran. Mungkin intelijen harus kembali ke sekolah!" ujarnya.
Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) Gina Haspel mengungkapkan, Iran masih mematuhi perjanjian nuklir 2015 meski AS sudah keluar.
Meski begitu, komunitas intelijen juga memperingatkan ambisi yang dibawa Iran ke Timur Tengah dan kemampuan militer mereka bisa mengancam kepentingan AS di masa depan.
Intelijen juga memperingatkan potensi ancaman siber dari Rusia dan China yang mereka sebut bakal mengincar pemilihan presiden 2020.
TAG#Amerika Serikat, #CIA, #Dinas Intelijen, #Iran, #Donald Trump
190215535
KOMENTAR