Forum Konsolidasi DPD KNTI Semarang, Keluhkan Langkanya BBM Untuk Nelayan

Semarang, Inako
Para pemangku kepentingan hendaknya segera ambil langkah tegas untuk mengatasi kelangkaan BBM untuk Nelayan. Diyakini 60 persen biaya produksi nelayan berasal dari BBM. Jika tidak ada BBM maka berakibat lumpuhnya kegiatan produksi ikan dan hilirnya merosotkan pendapatan para nelayan-nelayan kecil di pelosok republik ini, demikian rilis dari Forum Konsolidasi DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) yang diterima Inakoran.com Rabu(22/1/20).
Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu 22 Januari 2019, bertempat di rumah apung, kampung tambak rejo, tanjung mas semarang ini dilaksanakan oleh Pengurus DPD KNTI Semarang dengan dihadiri oleh Ketua harian DPP KNTI, Dani Setiawan, Perwakilan Internasional Budget Partnership (IBP) Doni sarta dari Fitra Jateng.
Forum ini diikuti oleh 40 keluarga nelayan yang berasal dari perwakilan nelayan di Tambak Lorok, Tambak Rejo, Serta nelayan sekitarnya.
Acara dimulai dengan sambutan dari ketua DPD KNTI Semarang, Slamet Ari Nugroho kemudian dilanjutkan oleh penyampaian dari Ketua Harian DPP KNTI Pusat Jakarta, dari Perwakilan IBP serta dari Fitra Jateng.
Permasalahan yang disampaikan oleh nelayan dalam bahasan forum tersebut meliputi, berikut kutipan penuturan dari ibu suntiah (Perwakilan ibu nelayan saat penyampaian problem-problem yang belum terselesaikan)
1.Pemanfaatan bbm, setelah ada Aneka Kimia Raya (AKR) sampai tidak ada pun, kenapa kita punya usulan, sulit acc dari pemerintah (ada aktor2 pemain : kebocoran, manusia dll) Pemerintah susah dalam mengambil kebijakan,
2.Masalah asuransi dalam mengurusnya perlu diperjelas, kenapa setelah setahun, tidak ada perpanjang lagi, susah untuk diklaim.
3. Pengelolaan koperasi (nelayan makmur) yang terjadi bukan nelayan yang Makmur, kenyataanya pengurusnya yang makin Makmur.
4.Ada kurang harmonis antara kub (kurang bersatu) : salah satu penyebab pembagian bantuan yang salah diberikan, hanya anggota yang dekat dengan ketua saja yang mendapat bantuan.
5.Dok kapal, tidak adanya bengkel untuk kapal-kapal jika rusak,
6.Tidak adanya tempat2 untuk pelatihan, UMKM, dan tempat-tempat yang menunjang wisata bahari tambak lorok.” kata suntiah
Dari permasalahan tersebut Ari selaku Ketua DPD KNTI Semarang, menyampaikan bahwa:
1. Masalah BBM, memang dari dahulu sampai sekarang jadi problem yg besar buat para nelayan, masalah AKR kita sering bicarakan ke dinas-dinas yang terkait, bahkan sering terjadi kebocoran BBM ditempat tersebut, kita juga banyak mendapatkan info dari warga sekitar dan juga penjaga AKR (pak singgih) mereka sering melihat ada beberapa oknum yg sering mengeluarkan BBM pakai mobil pick up, dalam jumlah besar tiap malamnya, makanya ketika para nelayan membutuhkan BBM, AKR sering kehabisan stock atau BBM kosong, tidak sesuai dengan pasokan yg ada.
Kendala yg lain juga pembangunan tempat BBM sendiri tidak adanya lahan yang kosong ditambak lorok, karena lahan AKR tersebut masih milik swasta.
Kita masih terus usahakan agar problem BBM ini bisa teratasi, dengan selalu berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait.
2. Masalah Asuransi, banyak nelayan yang belum mendapatkan asuransi, dan bahkan mereka sudah dapat, tapi sudah ga aktif,susah utk diperpanjang kembali, contohnya kemarin bulan kemarin ada 2 nelayan yg meninggal, kartu mereka sdh tidak aktif, mereka akhirnya tidak bisa mengklaimkan dana kematian tersebut, itu sampe sekarang masih menjadi masalah yg masih terus koordinasikan terus dengan pihak jasindo.
3. Koperasi memang selama ini kebanyakan seperti itu, cuma memakmurkan pengurusnya saja, maka dari itu kita harus benar2 mencari pengurus yang benar2 profesional, bisa dipercaya dan amanah dalam mengemban tugas,.
KNTI sendiri nantinya juga akan ada koperasi, sekarang sudah sampai ke notaris, akan percepat pengurusan koperasi tersebut, agar bisa dapat dimanfaatkan oleh semua nelayanuntuk nelayan ke nelayan.
Lebih lanjut Dani Setiawan, menjelaskan bahwa koperasi dalam perekrutan anggotanya tidak boleh adanya paksaan, inti dari koperasi tersebut adalah kesamaan tekat semua pengurus dan anggota koperasi, harus sama-sama belajar dari pengalaman masa lalu tentang koperasi yang sebelumnya telah banyak berdiri.
4. Didalam KUB masih ada kesenjangan sosial, masih ada kubu ini, kubu itu, semua belum bisa bersatu menjadi satu wadah.
Forum KNTI menilai bantuan mesin dari pertamina tidak tepat sasaran
Bantuan mesin dari pertamina yang dapat bantuan banyak yg tidak tepat sasaran. Didapati info ada yang rela menyewa perahu seharga Rp. 300.000 hanya untuk mendapatkan bantuan mesin tersebut, cuma celakanya sehabis itu mesin yang mereka dapat mereka jual lagi.
5. Dok kapal , masih belum tersedia, dilor ada tapi masih kurang besar tidak memadai untuk beberapa kapal.
6. Masalah tempat-tempat pelatihan dan UMKM. Kedepan KNTI Semarang akan membuka pelatihan UMKM sekaligus membuka kawasan wisata bahari untuk kawsan Tambak Lorok dan sekitanya.
Dani Setiawan selaku Katua harian DPP KNTI Pusat menambahkan “3 agenda penting KNTI
“1. Penguatan Organisasi.
Sudah ada 40 DPD KNTI di Indonesia, dengan cara memberdayakan anggota dan memeliharanya, memberikan pendidikan ... Kub harus bisa kontribusi dengan nelayan baik KNTI -organisasi ekonomi dibangun..
Mengkonsolidasi sumberdaya nelayan
2. Penguatan hak-hak nelayan
Terkat UU/peraturan menteri sudah ada tinggal melaksanakan mengenai hak-hak nelayan (kebutuhan melaut, kapal, bbm dll)
3. Penguatan peran KNTI ke tingkat nasional maupun internasional
Terdapat dokumen dari PBB (internasional) untuk melindungi hak - hak nelayan.
“IBP membantu memperjuangan hak-hak masyakarat miskin salah satunya nelayan, pemerintah harus memberikan hak-hak nelayan.
KOMENTAR