Freeport Bakal Cetak Laba US$ 2 M Mulai 2022

Sifi Masdi

Tuesday, 08-01-2019 | 19:02 pm

MDN
Tambang Freeport Indonesia [ist]

Jakarta, Inako

Laba PT Freeport Indonesia (PTFI) diprediksi turun setelah dilakukan divestasi saham. Namun penurunan laba itu hanya sementara karena mulai 2022, riset perusahaan memprediksi PTFI akan mencetak laba stabil di US$ 2 miliar per tahun.  

Berdasarkan data proyeksi PTFI, laba bersih perusahaan akan anjlok cukup dalam pada periode 2019-2022. Tahun ini, laba bersih perseroan diestimasi anjlok nyaris 100% ke US$ 170 juta atau sekitar Rp 2,38 triliun (asumsi kurs Rp14.000 /dolar AS). ‘’

Kendati demikian, mulai 2022, laba perseroan diproyeksikan stabil sekitar US$ 2 miliar per tahun. Bahkan laba perusahaan diprediksi bisa menembus US$ 2,36 miliar (Rp 33,04 triliun) pada 2034. 

Jika laba tersebut diakumulasikan sampai akhir jangka waktu pengembangan tambang di 2041, setidaknya Indonesia akan mendulang laba bersih US$ 34,17 miliar, atau sekitar Rp 478 triliun dalam 20 tahun. 

Terkait data ini, manajemen PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum sebagai BUMN yang mengambilalih PTFI sebelumnya sudah menghitung prediksi laba ini. Inalum menilai penurunan laba sejak 2019 memang akibat operasi tambang Grasberg yang akan berpindah dari tambang terbuka (open pit) menjadi tambang bawah tanah (underground mining), sehingga akan mengurangi pencapaian pendapatan perusahaan secara signifikan. 

Hal serupa juga diungkapkan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot dalam kesempatan terpisah.  

"Turun di 2019, revenue PTFI maupun dividen. Ini karena pindah dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah. Di 2020 revenue akan naik, dan juga dividen, karena sudah pindah ke underground pit," ujar Bambang, dalam paparan kementerian, Jumat lalu (4/1/2019).

 

 

KOMENTAR