Gejala Kelelahan Kronis yang Wajib Anda Tahu

Jakarta, Inako
Perasaan lelah merupakan akibat logis yang dialami seseorang sesudah melakukan pekerjaan berat atau karena seseorang kurang waktu istirahat. Dengan kata lain, rasa lelah seperti itu merupakan hal yang alami terjadi.
Akan tetapi, ada sebagian orang yang masih merasa lelah walau sudah beristirahat cukup. Di antara orang semacam itu, Anda mungkin salah satunya. Jika ya, Anda harus waspada sebab itu menjadi pertanda jika Anda sedang mengalami sindrom kelelahan kronis.
Apa itu kelelahan kronis? Dokter spesialis penyakit dalam dari rumah sakit St. Carolus, Jakarta dr. Laurentius Aswin Pramono mengatakan orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis akan tetap merasa lelah walau sudah beristirahat.
Untuk orang semacam itu, Laurentius menganjurkan agar melakukan penyembuhan secara fisik dan mental.
"Harus healing secara fisik dan mental. Lakukan hal-hal yang menyenangkan, liburan itu kebutuhan setiap individu menurut saya," kata dia di Jakarta, Senin.
Laman Mayo Clinic menyebut, selain lelah yang berlangsung lebih dari 24 jam (terutama usai latihan fisik), penderita juga bisa kehilangan konsentrasi, sakit tenggorokan, mengalami pembesaran kelenjar getah bening di leher atau ketiak.
Gejala lainnya, nyeri otot atau persendian yang tidak bisa dijelaskan, sakit kepala dan tidur tak nyenyak.
Penyebab sindrom kelelahan kronis belum diketahui, meskipun ada banyak teori - mulai dari infeksi virus hingga tekanan psikologis.
Masalah sistem kekebalan tubuh juga bisa menjadi pemicu. Sistem kekebalan tubuh orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis tampaknya sedikit terganggu, tetapi tidak jelas apakah gangguan ini cukup untuk benar-benar menyebabkan gangguan tersebut.
Hal lainnya, ketidakseimbangan hormon. Orang yang memiliki sindrom kelelahan kronis juga kadang-kadang mengalami kadar hormon abnormal dalam darah yang diproduksi di hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar adrenal. Tetapi signifikansi kelainan ini masih belum diketahui.
Ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko sindrom kelelahan kronis antara lain usia, jenis kelamin dan stres.
Sindrom kelelahan kronis dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling sering menyerang orang berusia 40 -50 tahun-an dan kebanyakan dialami wanita.
TAG#kelelahan kronis, #kesehatan
190233966

KOMENTAR