Gerak Cepat KPU Kejar Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos

Sifi Masdi

Sunday, 06-01-2019 | 17:01 pm

MDN
Gedung KPU [inakoran.com]

Jakarta, Inako

Pesan viral yang beredar di media sosial soal ada 7 kontainer surat suara sudah dicoblos sempat membuat geger jajaran Komisi Pemiluhan Umum (KPU). Pesan itu beredar sejak Rabu sore, 2 Januari 2019, menyebut surat suara datang dari Cina dan dicoblos untuk pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

KPU tak tinggal diam. Ketua KPU Arief Budiman dan beberapa komisioner lantas bergerak mengecek lokasi datangnya kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

"Melihat perkembangan yang sudah sedemikian luar biasa, kami putuskan berangkat," ujar Arief, Jumat (4/1/2019).

Arief dan jajarannya bergerak ke Pelabuhan Tanjung Priok dari kantor KPU yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat sekitar pukul 22.15 WIB. Komisioner KPU lain turut mendampinginya, Ilham Sahputra, Hasyim Asyari, Viryan Azis, dan Pramono Tanthowi Ubaid.

Setibanya di pelabuhan, Arief dan kawan-kawan langsung menuju kantor Bea Cukai Tanjung Priok. Di sana mereka menggelar rapat tertutup bersama petugas Bea Cukai dan perwakilan TNI Angkatan Laut pelabuhan. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) diwakili oleh Mochammad Afifuddin dan Rahmat Bagja turut dalam pengecekan ini.

Sekitar satu jam berembuk, Arief keluar bersama komisoner KPU, anggota Bawaslu, dan petugas Bea Cukai menemui kerumunan awak media. Dia menyatakan informasi 7 kontainer surat suara yang telah dicoblos adalah kabar bohong alias hoaks.

"Hari ini kami memastikan ke Bea Cukai berita tentang 7 kontainer tersebut itu tidak benar," kata dia. Setelah memastikan berita itu hoaks, KPU pulang pada dini hari.

Kabar 7 kontainer surat suara tercoblos ini banyak beredar di media sosial sejak Rabu sore. Salah seorang yang turut menginformasikannya adalah Andi Arief. Melalui akun Twitter resminya @AndiArief_, politikus Partai Demokrat ini menyampaikan informasi ada 7 kontainer surat suara tiba di Tanjung Priok.

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya, karena ini kabar sudah beredar," tulis Andi dalam cuitannya pada pukul 20.05 WIB. Namun, tak lama berselang, Andi menghapus cuitannya.

Cuitan Andi ini disebut sebagai salah satu penyebab kabar hoaks surat suara cepat tersebar. Beberapa media mengutip cuitannya dan melakukan konfirmasi atas kabar itu ke KPU sebelum lembaga penyelenggara pemilu itu mengecek langsung ke Tanjung Priok.

Komisioner KPU, Hasyim Asyari sempat heran adanya informasi 7 kontainer surat suara yang telah dicoblos itu.

"Nyetak surat suara saja belum," ucapnya. Hasyim mengatakan lembaganya baru akan mencetak surat suara pada pertengahan Januari ini.

"Nah, kalau sudah ada kabar barang cetakan berarti ini mengesankan diam-diam KPU sudah mencetak. Ini dipastikan bahwa KPU belum mencetak," katanya.

Atas cuitannya itu, Andi Arief diserang oleh kubu capres Joko Widodo alias Jokowi. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan kabar 7 kontainer surat suara tak seharusnya dicuitkan oleh Andi Arief.

"Pernyataan saudara Andi sangat provokatif, cermin kekerdilan jiwa, mental prejudice, dan sangat berbahaya. Pernyataan jalanan tanpa dasar tersebut sudah memenuhi delik hukum untuk dipersoalkan," ujar Hasto.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengatakan hal serupa. Dia menyayangkan Andi turut menjadi penyebar kabar tersebut.

"Isu hoaks yang sengaja ditebar pihak Prabowo, oleh Andi Arief, itu betul-betul hoaks yang sangat murahan. Andi Arief harusnya malu tidak mengecek dulu," ucapnya.

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani juga bersuara. Ia mengatakan TKN mempertimbangkan untuk membawa kasus penyebaran hoaks yang diduga dilakukan oleh Andi Arief ini ke ranah hukum.

"Kecuali yang bersangkutan secara terbuka meminta maaf dan mengakui perbuatan menyebarkan hoaks tersebut," ujar anggota Komisi III DPR RI itu.

Adapun, Andi Arief menyangkal bahwa dia turut menyebarkan kabar hoaks surat suara itu. Andi menanggapi pernyataan Hasto dengan menyebut Sekretaris TKN ini buta huruf karena tak paham maksud cuitannya. Dia menilai, apa yang dicuitkannya bertujuan agar KPU bergerak untuk mengecek langsung. "KPU bergerak setelah imbauan saya," tuturnya.

Sikap Andi Arief ini dibela oleh partai bernaungnya. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik menyebut langkah koleganya, Andi Arief justru membantu masyarakat luas menghentikan desas desus dan hoaks. Rachland menganggap pernyataan Andi Arief itu menggedor perhatian KPU, kendati di sisi lain berisiko disalahpahami.

Setelah menyerang Andi Arief melalui pernyataan di media, TKN melaporkan politikus Partai Demokrat itu ke Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri. Politikus asal Lampung itu dilaporkan TKN esok hari usai cuitan Andi Arief berbuah polemik. Laporan ini sudah diterima polisi dengan nomor LP/B/0013/I/2019/BARESKRIM tertanggal 3 Januari 2019.

 

KOMENTAR