GKSI: Susu Kental Manis Mengandung Susu Sapi, Sehat Untuk Dikonsumsi

Binsar

Saturday, 21-07-2018 | 10:22 am

MDN
Susu kental manis [ist]

Makassar, Inako –

Polemik tentang susu kental manis cukup ramai beberapa waktu lalu. Ada pro dan kotra terkait bahan baku dan soal layak tidaknya jenis itu untuk dikonsumsi secara umum oleh masyarakat.

Menanggapi polemik itu, Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) menegaskan, susu kental manis mengandung susu sapi lokal hasil produk dalam negeri anak bangsa.

"Susu kental manis (SKM) diproduksi dari bahan dasar susu segar yang diserap dari ribuan sapi perah milik para peternak lokal di berbagai daerah di Indonesia," kata Ketua Umum GKSI Dedi Setiadi, dalam siaran pers, Jumat.

Menurutnya, susu segar yang merupakan salah satu bahan utama dari SKM serta produk analognya dipasok dari dalam negeri dan dikirimkan setiap hari oleh puluhan ribu peternak sapi perah melalui koperasi di berbagai lokasi di Pulau Jawa.

Dedi mengemukakan, selama ini peternak sapi lokal menggantungkan kehidupan dari besarnya potensi pasar susu di Tanah Air melalui produk olahan berupa SKM.

Hal ini yang berlaku sebaliknya, produsen susu kental manis sangat bergantung pada peternak sapi perah lokal untuk mendapatkan susu segar berkualitas baik.

"Setiap hari ribuan ton bahan baku susu segar telah melewati proses `quality checking` dari koperasi susu setempat, sebelum dikirimkan ke berbagai industri pengolahan susu," ujarnya.

Hubungan positif antara peternak sapi dan pabrikan susu, kata dia, telah berlangsung sejak lama. Kehadiran SKM sejak tahun 1870-an dalam bentuk impor, tetapi secara perlahan dapat diproduksi secara mandiri di Indonesia.

Sejak saat itu, perusahaan SKM secara rutin menyerap hasil susu produksi para peternak sapi perah lokal yang secara langsung telah membantu meningkatkan kesejahteraan para peternak sapi perah di Indonesia termasuk anggota GKSI, mencapai 120 ribu orang.

Keberadaan GKSI bertujuan untuk membantu menyejahterakan para peternak sapi perah binaan melalui berbagai program pembinaan peternak, secara jangka panjang, bersama dengan pemerintah serta pemangku kepentingan di industri persusuan.

 

KOMENTAR