H. Dedi Wahidi Dan panggilan Ibu Pertiwi (Bag. II)

Oleh. : Adlan Daie
Pemerhati dan peneliti politik elektoral Indramayu.
Jakarta, Inako
Inilah tulisan bagian kedua penulis dengan judul "H. Dedi Wahidi Dan Panggilan Ibu Pertiwi" tentu bukan untuk memprovokasi masuk dalam pacuan konstestasi pilkada Indramayu yang diundur hingga tahun 2021 meskipun dari sisi rekam jejak politiknya sangat mapan, bersih dari jangkauan delik hukum, legitimited secara sosial dan kepemimpinan yang influencer sangat layak maju dan memimpin Indramayu yang sedang lara dan bersedih hati.
BACA JUGA: Problem dan Kepuasan Publik Indramayu Dalam Survey
Indramayu saat ini bayangkankah ibarat gambaran lirik sendu dan menyayat hati, lagu ibu pertiwi, gubahan Ismail Marzuki, di bawah ini :
Kulihat ibu pertiwi sedang
bersusah hati, air matanya
berlinang intan emas terkenang,
hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan, kini ibu
sedang lara merintih dan
berdoa
Ibu pertiwi, Indramayu, memang sedang lara dan bersedih hati setidaknya update kekinian :
Pertama, potret IPM masyarakatnya rendah, paling rendah dari rumpun kabupaten/kota lain di wilayah III Cirebon menurut data BPS Jawa Barat tahun 2018. Artinya, dari sisi variabelnya masyarakat Indramayu paling rentan sakit, paling pendek rata rata lama sekolahnya dan karena itu rendah kualitas SDM nya serta paling lemah gemulai kemampuan daya belinya dibanding saudara saudaranya di wilayah III Cirebon.
BACA JUGA: Polres Dan Pemkab Kendal Sinergi Lakukan Penyemprotan Disinfektan Serentak
Kedua, kasus OTT KPK yang menjerat H.Supendi, mantan bupati sekaligus ketua DPD partai Golkar, pemenang mutlak pemilu legislatif di Indramayu tahun 2019, beserta seorang broker swasta dan tiga pejabat birokrasi pelaksana teknis. Secara hukum tentulah bersifat personal tanggungjawab hukum nya tapi secara politik berkelindan.dengan citra partai yang dipimpinnya dan merusak marwah, martabat dan harga diri masyarakat Indramayu secara umum.
Ketiga, kepuasan publik Indramayu terhadap kinerja pemda rata rata sangat rendah, 27% bersadarkan.data sebuah lembaga survey profesional per Perbruari 2020 dengan sumbangsih terbesar kepuasan publiknya di sektor pelayanan kesehatan sebesar 51%, terendah tingkat kepuasannya dari sisi kemampuan menciptakan lapangan kerja hanya 14%,.disusul tingkat kepuasan terendah kedua yakni hanya 20% publik percaya pada komitmen pemda terhadap pemberantasan korupsi.
BACA JUGA: Pemprov Jateng Bagikan 1000 Paket Makan Siang Gratis Untuk Ojol
Itulah sedikit fakta gambaran secara sendu dan.melankolis tentang Indramayu, mengutip.lagu di.atas, ibarat ibu pertiwi yang sedang lara dan bersedih hati merintih dan berdoa berharap.hadirnya sosok bupati bukan dari hasil kloning juragan politik dengan skema kapitalis beli cash harga masa kini untuk berlipat untung masa depan melainkan sosok bupati yang memimpin dan menggerakkan harapan kolektif rakyat setidaknya membawanya ke posisi wajar tingkat IPM nya.
Penulis memahami jalan pikiran Dewa, panggilan politik H. Dedi Wahidi, jika hingga hari ini belum menentukan standing politiknya terkait pilkada Indramayu tentu bukan karena tak sudi memenuhi panggilan ibu pertiwi melainkan semata mata wabah pandemik politik biaya tinggi takut menjeratnya. Sebuah hulu dari wabah penyakit politik elektoral biaya tinggi akan menular secara sistemik melalui pipa pipa birokrasi kelak hingga tak terhindarkan hasilnya hanya akan menyuguhkan gelap pekat suasana kebatinan publik.
Karena itu, tidak adil jika Indramayu.yang sedang lara.dan bersedih hati hanya ditindihkan di pundak tunggal.Dewa akan tetapi membiarkan Indramayu seolah olah biasa, normal dan abai atas problem rendahnya IPM masyarakatnya dan merasa tidak tergores oleh kasus OTT KPK tentulah bukan takdir pilihan politik yang elegan dan responsible.
BACA JUGA: Merosotnya Okupansi Penumpang, KA Barang Tetap Jalan
Takdir politik dari sisi fungsi politisnya hakekatnya adalah gerak berhimpunnya para elite politik bersatu dalam semangat bergotong royong menghadirkan visi perubahan. Yakni perubahain yang hadir ibarat air bersih dari hulu membersihkan raut muka sendu ibu pertiwi Indramayu.
BACA JUGA: Kemendikbud: Rumah Belajar Gratis Untuk Anak Indonesia
Bukan air musta'mal yang berhenti manfaatnya hanya untuk bersih sendiri, meskipun tidak sampai menjadi air kotor pembawa kuman pandemik korupsi ke saluran pipa pipa birokrasi.
Semoga bermanfaat.
198731809

KOMENTAR