Hanura Tegaskan Jokowi Tidak Perlu Tiru Pak Harto

Sifi Masdi

Monday, 16-07-2018 | 12:14 pm

MDN
Presiden Joko Widodo dan Soeharto (kiri) [ist]

Jakarta, Inako

Partai Hanura mempertanyakan saran Partai Berkarya yang meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil pelajaran dari Presiden RI ke-2 Soeharto. Hanura kemudian menyinggung ekonomi Indonesia yang jatuh di tahun 1997.

"Apa yang mau ditiru dari ajaran Pak Harto? Indonesia dibikin nyungsep tahun 1997 karena krisis ekonomi, bahkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS meroket 3 kali lipat," ujar Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir  di Jakarta, Minggu (15/7/2018).

Pernyataan ini merupakan tanggapannya atas opini Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso sebelumnya. Seperti diketahui, Priyo meminta Jokowi mengikuti ajaran Soeharto terkait pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas, dan trilogi pembangunan.

"Jadi Priyo jangan kebanyakan ngelamun deh, bangun deh dari tidur lalu renungkan lagi apakah benar ekonomi Indonesia tumbuh pesat di era Soeharto, kalau ekonomi keluarga sih iya," kata Inas.

Inas pun menegaskan, Jokowi sama sekali tidak perlu mengikuti ajaran Soeharto. "Gak ada relevansinya sama sekali," tegasnya.

Priyo sebelumnya mengusulkan Jokowi menjalankan ajaran Soeharto untuk solusi dari masalah Indonesia saat ini. Ajaran tersebut mengenai pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas, dan trilogi pembangunan.

"Ekonomi kita belum ada tanda-tanda perbaikan. Presiden Jokowi kami akui berhasil juga membangun infrastruktur yang cukup spektakuler, tapi di saat bersamaan, sayangnya dibarengi dengan utang luar negeri yang semakin mencekik leher, angkanya adalah angka yang terbesar sepanjang politik dan ekonomi kita," ujar Prio di Kantor DPP Berkarya, Jl Pangeran Antasari, Cipete Utara, Jakarta Selatan, Minggu (15/7). 

 

 

KOMENTAR