Harga Emas Kembali Terbang: Dipicu Shutdown Pemerintah AS

Sifi Masdi

Thursday, 02-10-2025 | 09:40 am

MDN
Ilustrasi emas batangan [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga emas kembali mencetak rekor baru di tengah gejolak politik Amerika Serikat. Penutupan sementara pemerintahan AS (government shutdown) untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh tahun terakhir memicu lonjakan permintaan aset aman (safe haven), membuat emas terus terbang ke level tertinggi sepanjang sejarah.

 

Mengutip AP, harga emas spot di New York pada Selasa (1/10/2025) ditutup di level US$ 3.858,45 per troy ounce — rekor baru sejak logam mulia ini menjadi tolok ukur investasi global. Keesokan harinya, Rabu (2/10/2025), kontrak berjangka emas bahkan sempat menembus US$ 3.900 per troy ounce sepanjang perdagangan.

 

Lonjakan ini memperkuat tren penguatan emas yang sudah berlangsung sejak awal tahun. Sejak Januari 2025, harga futures emas telah melesat lebih dari 45%, diperdagangkan di kisaran US$ 3.895 per troy ounce pada Rabu sore waktu New York.

 

Fenomena kenaikan harga emas bukan hal baru. Ketika ketidakpastian politik dan ekonomi meningkat, investor cenderung melarikan modalnya ke instrumen yang dianggap lebih aman. Shutdown pemerintahan AS, yang menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi negeri Paman Sam, semakin memperkuat daya tarik emas.

 

Sebelum shutdown terjadi, emas dan logam mulia lainnya memang sudah mencatat reli panjang. Kebijakan tarif perdagangan era Presiden Donald Trump turut mengguncang pasar global, sehingga menambah alasan bagi investor untuk menumpuk emas.

 


BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan: Kamis, 2 Oktober 2025

Harga Emas Sentuh Rekor Baru di US$3.861,22 per Ons Troi: Rabu (1/10/2025)

Harga Emas Antam Naik Rp12.000 Per Gram: Selasa (30/9/2025)


 

Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga ikut menikmati lonjakan harga. Perak mencatat kenaikan lebih besar secara persentase. Harga futures perak sudah naik hampir 59% sejak awal tahun, dan diperdagangkan di atas US$ 47 per troy ounce pada Rabu sore.

 

Dolar AS Melemah

Di sisi lain, melemahnya dolar AS turut mempercepat reli emas. Mengutip Reuters, indeks dolar yang mengukur kinerja greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia tertekan tajam.

 

“Dolar berada di bawah tekanan karena biasanya saat pemerintah shutdown, sentimen terhadap AS berubah sangat negatif. Dolar dan pasar saham AS menjadi salah satu korban,” ujar analis Marex, Edward Meir.

 

Laporan ketenagakerjaan ADP yang lebih lemah dari perkiraan juga memperburuk posisi dolar.

“Ekonomi yang melambat berarti suku bunga lebih rendah. Semua faktor ini bullish untuk emas,” tambah Meir.

 

Dengan kombinasi faktor politik, fundamental ekonomi, serta pelemahan dolar, analis menilai tren kenaikan emas masih berpeluang berlanjut. Namun, volatilitas tetap tinggi, dan investor disarankan berhati-hati dalam mengambil keputusan.

 

Saat ini, emas telah kembali membuktikan reputasinya sebagai “aset lindung nilai” (hedge asset) utama di masa ketidakpastian. Pertanyaannya, sampai sejauh mana reli ini bisa bertahan?

 

Disclaimer:

Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi.

 

 

KOMENTAR