Harga Minyak Dunia Kembali Naik: Dampak Gangguan Pasokan

Sifi Masdi

Wednesday, 19-02-2025 | 08:53 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 


 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada Selasa (18/2/2025), disebabkan oleh meningkatnya gangguan pasokan yang terjadi di Rusia dan Amerika Serikat.

 

Meskipun ada pembicaraan untuk mengakhiri konflik di Ukraina, yang dapat meningkatkan pasokan dari Rusia, situasi saat ini tetap memberikan dampak signifikan terhadap pasar minyak global.

 

Menurut laporan dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 62 sen atau 0,8% menjadi US$75,84 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengalami lonjakan yang lebih besar, naik US$1,11 atau 1,6% menjadi US$71,85 per barel. Kenaikan ini terjadi setelah harga Brent mengalami kenaikan pada hari sebelumnya, meskipun pasar AS libur.

 

Salah satu pemicu kenaikan harga adalah serangan drone Ukraina yang mengenai stasiun pompa di Rusia, tepatnya pada pipa Konsorsium Pipa Kaspia (CPC). Pipa ini memiliki peranan penting dalam mengalirkan minyak dari Kazakhstan ke pasar global.

 


BACA JUGA:

Ini Respon GOTO Terkait Tuntutan THR dari Driver Ojol

Rekomendasi Saham Pilihan: Rabu (19/2/2025)

Harga Minyak Stabil: Dampak Perundingan Damai Rusia-Ukraina

Harga Minyak Dunia Turun: Dampak Rencana Damai Rusia-Ukraina


 

Menurut Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, aliran minyak melalui pipa tersebut berkurang antara 30-40% pada hari Selasa, yang setara dengan hilangnya 380.000 barel per hari.

 

Analis UBS, Giovanni Staunovo, menjelaskan bahwa meskipun harga Brent mendapatkan keuntungan dari gangguan pasokan CPC, semuanya sangat bergantung pada durasi dan tingkat gangguan tersebut. Kejutan pasokan lainnya terjadi ketika Pelabuhan Novorossiisk di Laut Hitam Rusia menghentikan pemuatan akibat badai, yang semakin memperburuk situasi pasokan minyak.

 

Di sisi lain, cuaca dingin ekstrem di Amerika Serikat juga berdampak pada produksi minyak. Otoritas Pipa Dakota Utara memperkirakan bahwa produksi minyak di negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga di AS ini akan turun hingga 150.000 barel per hari. Penurunan produksi ini tentunya memberikan tekanan tambahan pada pasar yang sudah bergejolak.

 

Sementara gangguan pasokan menjadi fokus utama, pertemuan antara delegasi AS dan Rusia di Arab Saudi juga menjadi perhatian pasar. Pertemuan yang berlangsung selama 4,5 jam ini bertujuan untuk mendiskusikan cara menghentikan konflik di Ukraina, yang telah menjadi salah satu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II. Jika kesepakatan tercapai, ada potensi bagi Washington dan sekutunya untuk mencabut sanksi terhadap pasokan minyak Rusia, yang tentunya dapat mempengaruhi harga minyak secara signifikan.

 

Analis minyak Mizuho, Robert Yawger, menekankan bahwa pasar akan tetap berhati-hati hingga ada kejelasan mengenai situasi di Rusia dan Ukraina. "Semua orang menunggu apa yang akan terjadi dengan Rusia dan Ukraina. Itu bukan sesuatu yang akan terjadi dalam 15 menit ke depan," katanya.

 

Prospek Pasar Minyak

Dalam beberapa hari ke depan, pasar minyak akan menunggu data persediaan dan perdagangan AS yang dijadwalkan dirilis pada hari Kamis. Data ini diperkirakan menunjukkan penurunan impor bersih minyak mentah, yang bisa menjadi dorongan bagi harga minyak.

 

Namun, ekspektasi akan musim perawatan kilang yang padat dapat menekan permintaan dalam beberapa minggu ke depan. Scott Shelton dari United ICAP mencatat bahwa banyak minyak mentah tersedia di pasar, dan perawatan kilang yang dimulai pada bulan Maret diperkirakan akan berlangsung lama.

 

Selain itu, survei awal Reuters menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah dan bensin AS kemungkinan naik pada minggu lalu. Pedagang juga menunggu keputusan OPEC+ tentang apakah mereka akan melanjutkan rencana untuk meningkatkan pasokan minyak mulai April atau menundanya lebih lanjut.

 

 

KOMENTAR