Harga Tinggi CPO Dan Kelebihan Pasokan Tertekanan Hingga Tahun Depan

Jakarta, Inako
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (15/7/2019), harga CPO berjangka di bursa Malaysia berhasil berbalik menguat dengan naik 0,72 persen menjadi 1.958 ringgit per ton. Kenaikan didorong oleh produksi CPO Malaysia periode Juni berhasil menurun 9,2 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sepanjang tahun berjalan, telah banyak analis yang muncul dengan memegang proyeksi bearish pada komoditas minyak kelapa sawit. Kali ini, analis dari Rabo Bank menambah daftar panjang proyeksi tersebut dengan mengatakan minyak kelapa sawit masih akan berada dalam tekanan hingga satu tahun ke depan.
Kepala Penelitian Pasar Komoditas Pertanian Rabobank Stefan Vogel mengatakan bahwa dalam 12 bulan hingga 18 bulan ke depan pasar minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) diprediksi masih belum dapat keluar dari kondisi kelebihan pasokan sehingga harga pun masih dalam tekanan.
“Minyak kelapa sawit harus cukup murah untuk menarik permintaan dan menyingkirkan kelebihan pasokan di pasar,” ujar Stefan seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (15/7/2019).
Setiap kenaikan harga terbatas dalam waktu dekat dengan kisaran kenaikan 20 persen hingga 30 persen maka CPO akan kehilangan pangsa pasar secara global karena pembeli akan beralih ke minyak nabati lainnya, punkas Stefan.
Namun, ketika harga terlalu rendah dapat mengurangi pendapatan perusahaan perkebunan.
190215906
KOMENTAR