Hasil Penelitian: Berdiri Bisa Membantu Sensitivitas Insulin

Binsar

Tuesday, 21-09-2021 | 05:00 am

MDN

 

 

Jakarta, Inako

Fungsi insulin normal dalam tubuh dapat terganggu oleh antara lain kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Studi kolaboratif yang dilakukan para peneliti dari Turku PET Center dan lembaga UKK di Finlandia baru-baru ini memperhatikan bahwa berdiri berdampak positif pada sensitivitas insulin. Menurut studi tersebut, meningkatan waktu berdiri setiap hari dapat membantu mencegah penyakit kronis.

Temuan penelitian ini telah dipublikasikan dalam 'Journal of Science and Medicine in Sport'.

Insulin adalah hormon kunci dalam metabolisme energi dan pengaturan gula darah. Fungsi insulin normal dalam tubuh dapat terganggu oleh mis. kelebihan berat badan, menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

 

 

Diabetes tipe 2 adalah salah satu penyakit gaya hidup yang paling umum di seluruh dunia, dan onsetnya biasanya didahului oleh gangguan sensitivitas insulin, yaitu resistensi insulin.

Fakta ini mengacu pada keadaan di mana tubuh tidak bereaksi terhadap insulin secara normal, dan kadar glukosa darah meningkat.

Gaya hidup memiliki dampak yang kuat pada resistensi insulin dan perkembangan diabetes tipe 2, dan aktivitas fisik secara teratur diketahui memiliki peran penting dalam pencegahan masalah ini.

Namun, sejauh ini, sedikit yang diketahui tentang dampak dari perilaku menetap, istirahat dalam duduk dan berdiri terhadap resistensi insulin.

Dalam sebuah studi dari Turku PET Center dan UKK Institute, para peneliti menyelidiki hubungan antara resistensi insulin dan perilaku menetap, aktivitas fisik dan kebugaran pada orang dewasa usia kerja yang tidak aktif dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Para peneliti mengamati bahwa berdiri dikaitkan dengan sensitivitas insulin yang lebih baik terlepas dari jumlah aktivitas fisik harian atau waktu duduk, tingkat kebugaran, atau kelebihan berat badan.

 

 

"Hubungan ini belum pernah ditunjukkan sebelumnya. Temuan ini semakin mendorong penggantian sebagian waktu duduk harian dengan berdiri, terutama jika rekomendasi aktivitas fisik tidak terpenuhi," kata Kandidat Doktor Taru Garthwaite dari Universitas Turku, seperti dilansir dari timesnownews.

Studi ini juga menekankan pentingnya komposisi tubuh yang sehat terhadap kesehatan metabolisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan persentase lemak tubuh merupakan faktor yang lebih penting dalam hal sensitivitas insulin daripada aktivitas fisik, kebugaran, atau jumlah waktu yang dihabiskan untuk duduk.

Berdiri, di sisi lain, dikaitkan dengan sensitivitas insulin secara independen, terlepas dari komposisi tubuh.

"Olahraga secara teratur diketahui bermanfaat bagi kesehatan. Tampaknya aktivitas fisik, kebugaran, dan perilaku menetap juga terkait dengan metabolisme insulin, tetapi secara tidak langsung, melalui pengaruhnya terhadap komposisi tubuh," jelas Taru Garthwaite.

 

KOMENTAR