Hasil Survey youthLab dan Rumah Milenials: Pandemi, Gen Y dan Z Indonesia, Optimis dan Peluang Kerja Baru

JAKARTA, INAKORAN
Generasi Z yang lahir pada 1996-2010 akan berperan penting ketika Indonesia berusia 100 tahun, pada 2045. Jika mereka lahir tahun 1996 maka pada 2045 mereka berusia 49 tahun.
Seandainya mereka lahir tahun 2000, maka mereka akan berusia 45 tahun pada saat Indonesia 100 tahun yang oleh Presiden Joko Widodo sangat menentukan nasib bangsa.
Perjalanan generasi itu, hari - hari ini menarik perhatian banyak pihak termasuk lembaga youthLab dan Rumah Milenials.
Dalam Webinar Survey Presentation on Gen Y dan Z “Shifting Career Aspirations and Anxiety During the Covid-19 Pandemic” yang diinisasi oleh youthLab dan Rumah Milenials, Sabtu (09/10/2021) hasil survey membuktikan bahwa Gen Y dan Z di Indonesia tetap optimis meski dalam kondisi Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air.
Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964;
(2) Generasi X, lahir 1965-1980;
(3) Generasi Y, lahir 1981-1995, sering disebut generasi millennial;
(4) Generasi Z, lahir 1996-2010 (disebut juga iGeneration, GenerasiNet, Generasi Internet).
DAN (5) Generasi Alpha, lahir 2011-2025. Kelima generasi tersebut memiliki perbedaan pertumbuhkembangan kepribadian.
Dari 83 persen responden memilih sangat optimis bahwa kehidupan will be better than, after Covid-19 pandemic. Hal tersebut dilatarbelakangi dengan budaya Indonesia yang berbasis gotong-royong dan memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi.
Sehingga dari kebiasaan saling membantu tersebut, memunculkan rasa optimis yang masih tinggi.
Kondisi optimis tersebut, sejalan dengan hasil survey dari indikator lainnya.
Sebanyak 87 persen responden memilih yakin akan mendapatkan peluang karier baru.
Seperti diketahui, Pandemi Covid-19 telah banyak mengubah kebiasaan dalam hidup, serta menuntut kita untuk paham teknologi dan digitalisasi.
Direktur Eksekutif Youth Laboratory Indonesia, Muhammad Faisal memaparkan, Pandemi juga memunculkan peluang-peluang karier baru yang terbuka dengan lebar. “Selain pandemi, teknologi dan digitalisasi juga mendukung dibukanya banyak peluang karier baru.
Hal ini yang membuat anak-anak muda di Indonesia merasa optimis.” Tegas Faisal.
Pandemi Covid-19 yang telah melanda lebih kurang dua tahun membuat isu mental health juga mencuat.
BACA: Tanggal 10 Oktober, Hari Kesehatan Mental, Kesetaraan Jiwa dan Raga
Meski pada umumnya generasi Z dan Y mengaku optimis, namun 55 persen responden mengaku dalam kondisi marah terhadap kondisi pandemi.
Dipaparkan Taufan Akbari, Pendiri Rumah Milenials, kemarahan dan kecemasan dipacu oleh rasa stres yang tidak bisa diluapkan.
“Letupan stres umumnya tak bisa diluapkan oleh generasi Z dan Y.” Ucap Faisal.
Selain luapan stres yang tidak bisa diluapkan dan rasa cemas yang cukup tinggi dialami responden, pandemi juga memacu peningkatan konflik keluarga yang juga meningkat.
“Indikator ini diikuti oleh kondisi ekonomi yang terganggu karena Covid-19. Kehilangan pekerjaan atau dirumahkan.” Tambah Faisal.
Webinar yang yang juga didukung oleh Sultan TV, Kompas.com, Prambors, Urbanasia, Nova, dan Duta Nusa ini menemukan kebiasaan unik generasi Y dan Z selama pandemi.
PPKM dan work from home, justru mengacu generasi Y dan Z menerapkan pola hidup sehat.
Pada umumnya, responden menyatakan lebih rajin melakukan aktivitas fisik saat di rumah.
Namun di samping pola hidup sehat dengan menerapkan aktivitas fisik sehari-hari, tingkat obesitas responden juga meningkat karena PPKM didominasi pula oleh “kaum rebahan.”
TAG#KULTRINA, #GENERASI Z, #GENERASI Y, #PANDEMI
198733323
KOMENTAR