Hegemoni The Master Politik Indramayu

Oleh. : H. Mahfudin, SH, MM. M.kn.
Advokat & Dosen
Indramayu, Inako
Membaca dan mencermati tulisan H. Adlan Daie : Faktor dan Problem H. Yance di media online Inakoran https://inakoran.com/faktor-dan-problem-h-yance/p17308
Mengkonfirmasi bahwa H. Yance adalah The Master politik Indramayu, yang secara dominan memainkan irama dan orkestrasi politik lokal Indramayu, terlepas dari problem-problem yang melekat pada dirinya.
Sekurang-kurangnya dalam bacaan penulis terdapat dua problem yang sedang dan akan dihadapi oleh The Master ini dalam mempersiapkan dan menghadapi kontestasi pilkada pada tahun 2020 yang akan datang.
Pertama : Problem internal, secara internal terdapat dua problem yaitu terkait dengan kelembagaan (kepartaian), dan soal kualitas SDM kader internal PG Indramayu plus problem OTT KPK , dimana kader-kader tersebut yang diproyeksikan dan sedang menempati posisi kunci dan strategis dalam jabatan publik dan politis yang justru pontensial terserempet dalam pusaran kasus OTT KPK yang puzzlenya sedang disusun oleh KPK.
Secara kelembagaan (baca Partai Golkar) publik sudah mafhum bahwa antara DPD PG Indramayu dengan DPD PG JABAR dan DPP tidaklah selinier sebagaimana yang terbaca di permukaan, ada splitsing psikologis antar aktor elit partai Golkar khususnya antara hegemoni The Master Politik Indramayu dengan kehendak ketua DPD PG JABAR yang mencoba-coba pasang kaki-kaki kuasanya di bumi Wiralodra dapat dibaca sebagai sesuatu yang paradoksal. Kondisi seperti ini sangat dipahami oleh The Master dapat dibaca oleh publik yang terwakili suasana kebatinannya dalam tulisan H. Adlan Daie tersebut di atas, dan dengan majunya atau daftarnya sang putra mahkota ke PKB.
Problem internal yang kedua adalah faktor SDM kader internal yang diproyeksikan utk maju dalam kontestasi Pilkada pasca OTT KPK setelah yang bersangkutan dideklarasikan maju sebagi bupati priode berikutnya, sebutlah ada nama yang sekarang menjabat sebagai Plt. Bupati yang sudah digadang-gadang dan dikampanyekan dan sudah dideklarasikan untuk maju sebagai calon bupati pada kontestasi 2020, juga menyisakan problem phobia terserempet pada kasus OTT KPK tersebut.
Kedua : Faktor eksternal, tokoh - tokoh aktor politik Indramayu di luar hegemoni Golkar potensial akan turun gunung dan maju di gelanggang papan catur politik Indramayu. Hal ini potensial menjadikan hegemoni The Master akan dijadikan semacam common enemy musuh bersama.
Maka problem The Master tersebut dapat dibaca pada tulisan H. Adlan yang lain yaitu Sisi Gelap Pilkada Indramayu.
Sebagai bagian rakyat biasa dan tidak punya kuasa apapun di Indramayu, tapi punya hak konstitusional untuk menyampaikan pendapat, maka ada baiknya The Master mengambil langkah moderat untuk menjamin dan memastikan hegemoninya tetap kokoh dan kuat dalam papan catur politik Indramayu dengan memajukan kadernya yang tidak begitu melekat pada dirinya yang mewakili atau representasi keumatan/rakyat, keagamaan dan kewilayahan sekaligus sebagai obat penyembuh kekecewaan atas kasus OTT KPK.
Semoga rakyat Indramayu mendapatkan pemimpin yang mengerti akan esensi kepemimpinannya, bukan pemimpin boneka yang dihadirkan bagi rakyat.
Wallahu a'lam bisysyowab.
Simak Video InaTV jangan lupa "klik Subscribe and Like" untuk NKRI Hebat.
TAG#Indramayu, #Pilkada Indramayu, #Pilkada, #The Master, #Golkar, #OTT KPK
190215185

KOMENTAR