Iklim Yang Kondusif Picu Produksi CPO Sampoerna Agro 390.000 Ton

Hila Bame

Sunday, 07-10-2018 | 13:07 pm

MDN
ilustrasi

 

Jakarta, Inako

Turun naiknya produktivitas sebuah komoditi pangan yang berbasis alam, sangat tergantung iklim pada periode tertentu yang dilaluinya. Lazimnya para petani kecil mengalami kemerosotan harga jual ketika iklim yang disodorkan alam baik. 

Lantas  para petani menuding para pedagang bermain harga membuat harga tak ramah petani. Kekecewaan berlanjut yang ditandai dengan kurangnya perhatian terhadap tanaman yang menjadi ujung tombak menangkis kelangkaan sumber daya.  

Tentu berbeda dengan tanaman pertanian yang dikelola PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) yang mencatat kinerja produksi pada kuartal III/2018 mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut memicu optimisme  perseroan akan menghasilkan CPO sejumlah 390.000 ton pada 2018.

Head of Investor Relations SGRO, Michael Kesuma menyampaikan puncak produksi CPO perseroan diperkirakan terjadi pada kuartal III/2018, dan kemudian kembali stabil pada kuartal IV/2018.

Dengan demikian, produksi CPO pada semester II/2018 dapat bertumbuh 30%-40% dari periode 6 bulan sebelumnya. Pada Januari-Juni 2018, perusaaan memproduksi CPO sejumlah 155.216 ton, naik 13,54% yoy.

Namun demikian, peningkatan produksi yang terjadi di hampir seluruh perusahaan sawit di Indonesia turut menambah tekanan terhadap harga CPO global. Michael berharap, penurunan harga jual dapat tereduksi dengan kenaikan volume penjualan.

Menurutnya, ada dua hal yang mendorong kenaikan produksi CPO SGRO, yakni 2018 menjadi tahun pemulihan dengan usia rerata tanaman 12 tahun, dan kondisi cuaca yang mendukung. Sampai akhir tahun ini, perseroan membidik volume produksi CPO hingga 390.000 ton.

Dengan peningkatan volume penjualan, secara otomatis kinerja keuangan juga dapat meningkat. Oleh karena itu, SGRO berupaya mengoptimalisasi kinerja operasional.

TAG#Agro Sampoerna, #CPO

190215083

KOMENTAR