Ilmuwan: Plastik Penyumbang Pemanasan Global

Jakarta, Inako
Usai Pilkada Jawa Barat, Penjabat Gubernur Jawa Barat, Moh Iriawan mengancam akan menindak tegas bagi siapa saja yang membuang sampah ke sungai Citarum atau tempat lain secara tidak bertanggung jawab.
Para pencinta lingkungan menemukan pulau besar sampah di Samudera Pasifik. Pulau sampah tidak saja mengancam kelangsungan hidup biota laut bahkan manusia akan menjadi korban berikutnya dari pencemaran bau dan partikel jahat yang dihasilkan.
Karena itu perkara sampah tidak lagi menjadi tanggung jawab pemerintah semata-mata melainkan, butuh kesadaran setiap manusia yang hidup untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tidak membuang sampah secara sembrono adalah bagian dari ibadah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam artikel yang terbit di jurnal PLOS ONE, Rabu (1/8), tim ilmuwan mengatakan plastik mengeluarkan gas metana dan etilena pada saat terkena sinar matahari dan rusak.
Peneliti melakukan tes pada produk plastik yang biasa digunakan seperti botol air, tas belanja dan wadah makanan.
Gas metana, baik buatan maupun alami, dikatakan sebagai penyebab utama perubahan iklim, seperti dikutip dari Voice Of Amerika(VOA) Jumat, (3/8/2018).
Dalam beberapa tahun terakhir, pembuatan dan penggunaan plastik menjadi sorotan setelah pecinta lingkungan mendapati pulau besar sampah yang mengambang di Samudera Pasifik hingga mengancam biota laut dan suplai makanan.
Sedotan plastik adalah sasaran terbaru aktivis yang berpendapat produk sekali pakai buang itu umumnya tidak bisa didaur ulang.
Video yang memperlihatkan dokter menarik sedotan dari hidung penyu besar yang berdarah, mendorong beberapa kota di Amerika dan perusahaan menghentikan penggunaan sedotan. Berhenti buang sampah sembarangan.
190215946

KOMENTAR