Indef Benarkan Klaim Jokowi Terkait Pertumbuhan Ekonomi RI Masuk Peringkat 3 G20

Sifi Masdi

Monday, 01-04-2019 | 08:59 am

MDN
Presiden Joko Widodo [ist]

Jakarta, Inako

Calon presiden inkumben Joko Widodo menjawab kritik rivalnya, Prabowo Subianto mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jokowi menyebut Indonesia masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekononomi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

Bahkan, Jokowi mengatakan di lingkup negara G20 atau 20 negara dengan perekonomian besar di dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia menempati urutan ketiga. Benarkah klaim Jokowi tersebut?

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance alias Indef, ,Bhima Yudhistira, membenarkan data yang diungkap Jokowi tersebut. 

"Pertumbuhan ekonomi Indonanesia memang berada pada nomor 3 tertinggi di antara negara-negara G20," ujar dia melalui pesan singkat, Minggu (31/3/2019).

Indonesia berada di bawah India yang pada 2018 mencatat pertumbuhan ekonomi 7,3 persen, dan Cina yang tumbuh 6,6 persen. Indonesia yang menempati peringkat tiga mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,17 persen.

"Dari tahun 2017, Indonesia tetap di nomor tiga dan hampir tidak terjadi perubahan," ujar Bhima.

Adapun India melesat dengan cepat setelah pada 2017 lalu menempati urutan dua dengan pertumbuhan 6,68 persen. Kala itu, negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di antara negara G20 adalah Cina dengan 6,9 persen. 

Menurut Bhima, Indonesia masih belum mampu menyaingi India dalam hal pertumbuhan ekonomi. Salah satu alasannya, lantaran Indonesia masih terlalu bertumpu kepada konsumsi rumah tangga. Sektor tersebut menyumbang lebih dari 50 persen dari total Produk Domestik Bruto Indonesia. Adapun ekspor terhadap PDB Indonesia masih relatif kecil dibandingkan negara lain.

Mengutip data dari The Economist dan Badan Pusat Statistik, Bhima mengurutkan pertumbuhan ekonomi dari 20 negara G20 sebagai berikut.

1. India 7,3 persen

2. China 6,6 persen

3. Indonesia 5,17 persen

4. Turki 3,1 persen

5. Australia 3 persen

6. AS 2,9 persen

7. Korea Selatan 2,7 persen

8. Kanada 2,1 persen

9. Meksiko 2,1 persen

10. Uni Eropa 1,9 persen

11. Rusia 1,7 persen

12. Arab Saudi 1,5 persen

13. Jerman 1,5 persen

14. Prancis 1,5 persen

15. Inggris 1,3 persen

16. Brazil 1,2 persen

17. Jepang 1 persen

18. Afrika Selatan 0,9 persen

19. Italia 0,8 persen

20. Argentina -2 persen

 

KOMENTAR