Inggris Segera Mencabut Pembatasan Impor Produk Pertanian Dari Jepang

Jakata, Inako

Pemerintah Inggris telah memulai proses untuk mencabut pembatasan impor produk pertanian dari Jepang. Sebelumnya, Inggris memberlakukan pembatasan terhadap impor produk pertanian dari jepang setelah bencana nuklir Fukushima melanda Jepang, beberapa tahun silam.

Kementerian pertanian Inggris, Jumat mengatakan, pembatasan impor tersebut akan dihapus pada awal musim semi.

Dalam penilaiannya tentang kemungkinan risiko kesehatan dari impor makanan Jepang, Inggris telah menyimpulkan bahwa menghapus pembatasan impor tidak akan mempengaruhi konsumen di negara tersebut.

Sebagai bagian dari prosedur domestik, Inggris akan meminta komentar publik tentang perubahan kebijakan pada Februari sebelum membuat keputusan resmi, kata kementerian pertanian, kehutanan, dan perikanan Jepang.

Sebanyak 23 produk pertanian seperti jamur, rebung dan bonito dari Fukushima dan delapan prefektur lainnya saat ini tunduk pada pembatasan impor, yang memerlukan bukti telah lulus pemeriksaan bahan radioaktif saat produk ini dikirim ke Inggris.

Delapan prefektur tersebut adalah Miyagi, Yamagata, Ibaraki, Gunma, Niigata, Yamanashi, Nagano, dan Shizuoka.

Jika pembatasan dicabut, sertifikat asal yang sekarang diperlukan untuk produk pertanian yang dipanen atau diproses di prefektur Jepang selain dari sembilan prefektur juga tidak diperlukan untuk diekspor ke Inggris.

Menurut kementerian pertanian, nilai ekspor produk pertanian Jepang ke Inggris sebesar 4,5 miliar yen ($ 39,7 juta) pada tahun 2010. Tetapi turun menjadi 3,7 miliar yen pada tahun 2012 setelah krisis nuklir di pabrik Fukushima Daiichi pada bulan Maret tahun sebelumnya.

Ekspor pertanian Jepang ke Inggris pulih menjadi 5,6 miliar yen pada tahun 2020.

Jepang berencana untuk terus mendesak penghapusan pembatasan impor oleh 13 negara dan wilayah seperti China dan Korea Selatan yang mempertahankannya karena masalah keamanan.

Amerika Serikat mencabut pembatasan impornya pada produk pertanian Jepang pada September, sementara Uni Eropa melonggarkan sebagian pembatasannya pada Oktober.