Ingin Anak Anda Bahagia? Simak Tips Psikolog Anak Berikut Ini !

Binsar

Friday, 21-06-2019 | 16:45 pm

MDN
Ilustrasi [ist]

Bandung,  Inako 

Psikolog Elizabeth Santosa mengatakan, saat ini banyak anak yang penampilannya tidak bahagia. Penyebab utama kondisi ini umumnya berasal dari orang tua. Untuk itu, setiap orangtua seharusnya mengetahui hal-hal yang membuat anak bahagia.

"Orang tua bisa memulai dari hal kecil. Misalnya menanyakan sesuatu yang positif. Misalnya menanyakan kabar baik kepada anak dan istri setiap hari. Dengan begitu, mereka akan diajarkan menilai sesuatu yang positif," kata dia.

Kebahagiaan, kata Elisabeth ditentukan beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain, makan makanan bergizi dan tepat waktu, ada waktu bermain dan eksplorasi, mengekspresikan emosi positif, cukup waktu tidur, berikan cinta tanpa syarat, antusias mendengar. 

Menurutnya, tingkat kebahagiaan anak ternyata sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan kecerdasannya.

Senada dengan Elisabeth, Brand Eksekutive Nestle Lactogrow Pramudita Sarastri mengatakan, anak yang bahagia menjadi fondasi untuk kebahagiaan di masa depan. Karena, kebahagiaan di saat dewasa dibentuk sejak kecil. 

Anak yang bahagia, katanya, bisa dilihat dari beberapa hal. Misalnya raut muka ceria dan tidak murung. Ciri lainnya, anak memiliki minat belajar yang bagus, memiliki banyak teman, dan memiliki rasa empati terhadap lingkungan, keluarga, serta sesama.

"Sayangnya, ada anak yang tidak bahagia. Disebabkan oleh beberapa hal. Faktor pendukung juga cukup berpengaruh adalah peran orang tua. Sayangnya, hasil survei menyebut, banyak orang tua tidak hadir 31%, atau hadir tidak terlibat 21%, dan hadir serta terlibat 41%," jelasnya pada acara Talkshow Nestle Lactogrow di Bandung, belum lama ini. 

Menurut dia, faktor orang tua masuk pada unsur stimulasi dan simulasi. Stimulasi ketika orang tua hadir memberikan rangsangan kepada anak. Sementara, simulasi ketika orang tua bermain bersama anak. Unsur ketiga adalah nutrisi. 

Sementara itu, dokter Spesialis Anak Ariani Dewi Widodo, mengatakan para orang tua harus memastikan stimulasi anak cukup, sesuai dengan kebutuhan tubuh si anak. Karena, kesempatan emas tumbuh kembang anak adalah 1.000 hari kehidupan pertama. Sejak kehamilan hingga usia dua tahun. 

"Saat itu, perkembangan terjadi sangat cepat. Sehingga kita harus memastikan asupan makanan dan gizi anak cukup. Salah satunya yaitu memberi makanan prebiotik, seperti yoghurt, tempe, dan lainnya," beber dia.

KOMENTAR