Ini Alasan Masyarakat Jepara Tolak Kedatangan Ustaz Abdul Somad

Binsar

Monday, 03-09-2018 | 16:16 pm

MDN
Ustaz Abdul Somad [ist]

Jepara, Inako –

Penolakan sekelompok masyarakat di Jepara, Jawa Tengah, terhadap kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) pada tanggal 1 September 2018 lalu, tak pelak memicu beragam komentar dan reaksi banyak kalangan.

Ada kelompok yang menyayangkan sikap sekelompok masyarakat itu, sebab menurut mereka, rencana kedatangan UAS ke beberapa pesantren di daerah itu untuk mengadakan ceramah agama.

Namun, ada juga yang menilai, penolakan itu sebagai upaya antisipasi terhadap kemungkinan adanya kejadian yang tidak diinginkan dengan kehadiran UAS di wilayah itu.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sekolompok masyarakat se-Kecamatan Mayong, Jepara, Jawa Tengah menolak rencana kedatangan Ustaz Abdul Somad pada 1 September 2018 lalu. Mereka menilai, kedatangan pendakwah asal Riau itu ditunggangi oleh simpatisan organisasi masyarakat (ormas) terlarang yang telah dibubarkan pemerintah.

Dalam pernyataan sikapnya, kelompok yang mengatasnamakan 'Aliansi Masyarakat Mayong Cinta NKRI' ini menegaskan, mereka menolak segala bentuk radikalisme dan aktivitas apapun yang bertentangan dengan prinsip NKRI di Jawa Tengah.  

Abdi Munif, selaku koordinator 'Aliansi Masyarakat Mayong Cinta NKRI', menyatakan kedatangan UAS ditolak karena dinilai berafiliasi dengan kelompok ormas yang garis perjuangannya bertentangan dengan prinsip NKRI.

Sikap Munif cs, tentu bukan tanpa dasar. Pasalnya, menjelang kedatangan UAS di daerah itu, mereka menemukan atribut khas ormas terlarang HTI.

UAS rencananya akan hadir di pesantren Alhusna, Mayongm Jepara Jateng, atas undangan Ustaz Mudhofar.

"UAS belum datang saja, timnya dengan simbol-simbol HTI sudah masuk ke Mayong," ujar Munif, di Desa Gleget, Mayong, Jepara, Senin (29/8/2018).

Munif menyayangkan pihak keamanan yang dianggapnya kecolongan. Gara-gara simbol bendera HTI masuk ke Mayong, Munif menganggap desanya tercemari oleh ajaran khilafah yang bertentangan dengan NKRI. Padahal, Mayong adalah tempat kelahiran pahlawan nasional, RA Kartini.

"RA Kartini yang mengajari munculnya Sumpah Pemuda, itu di sini. Ratu Kalinyamat yang memperjuangkan penjajahan dari Portugis, juga dari sini. Kami tidak rela," ungkap Munif soal beredarnya atribut HTI.

 

KOMENTAR