Ini Daftar 7 Negara Berkembang Rentan Kena Krisis Nilai Tukar

Sifi Masdi

Wednesday, 12-09-2018 | 11:59 am

MDN
Ilustrasi mata uang peso Argentina [ist]
“Analisis teranyar Nomura Holdings Inc. menunjukkan ada tujuh negara yang masuk dalam daftar negara berkembang yang rentan kena krisis nilai tukar.”

 

Jakarta, Inako

Sebanyak tujuh negara berkembang berisiko terkena krisis nilai tukar, menurut analisis teranyar Nomura Holdings Inc. Tujuh negara tersebut antara lain Sri Lanka, Afrika Selatan, Argentina, Pakistan, Mesir, Turki, dan Ukraina.

Dikutip dari The Star Online, Senin (10/9/2018), 5 dari 7 negara tersebut sudah dalam kondisi krisis nilai tukar atau berpartisipasi dalam program yang diinisiasi Dana Moneter Internasional (IMF). Dengan demikian, yang tersisa hanya Afrika Selatan dan Pakistan.

Pada saat bersamaan, ada pula 8 negara berkembang yang memiliki risiko krisis nilai tukar paling kecil. Negara-negara tersebut antara lain Indonesia, Brasil, Bulgaria, Kazakhstan, Peru, Filipina, Rusia, dan Thailand.

Nomura melaporkan delapan negara itu mencatat skor nol untuk risiko krisis. Artinya, delapan negara termasuk Indonesia tersebut memiliki risiko yang sangat kecil untuk mengalami krisis moneter.

"Sejalan dengan fokus investor terhadap risiko negara berkembang, penting pula untuk tidak menempatkan seluruh negara berkembang sebagai kelompok homogen. Ada pula daftar negara-negara dengan risiko krisis yang sangat rendah," tulis Nomura dalam analisisnya.

Analisis Nomura didasarkan pada model peringatan awal krisis yang dinamakan Damocles. Model ini digunakan untuk mengidentifikasi krisis nilai tukar di 30 negara berkembang.

Model tersebut memeriksa sejumlah faktor, termasuk cadangan devisa, tingkat utang, suku bunga, dan impor. Damocles memprediksi dua pertiga dari 54 krisis nilai tukar di negara berkembang sejak tahun 1996 hingga 12 bulan ke depan.

 

Baca Juga:



 

Ini 8 Negara dengan Tingkat Risiko Krisis Paling Kecil

Tingkat Ekonomi Venezuela Paling Menyedihkan di Dunia

Ribuan Warga Venezuela yang Mengungsi ke Luar Negeri Ingin Kembali

 

 

KOMENTAR