Ini Strategi BNI Tekan Kredit Macet di Bidang Konstruksi

Sifi Masdi

Thursday, 23-08-2018 | 17:27 pm

MDN
Bank IBNI [ist]

Jakarta, Inako

Kredit konstruksi bagi sebagian bank masih menjadi andalan penggerak bisnis. Pasalnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2018 dalam statistik perbankan Indonesia (SPI) menunjukan kredit konstruksi tumbuh 18,39% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 277,21 triliun.

Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) pada sektor konstruksi kian menanjak. Per Juni 2018, OJK mencatat rata-rata NPL konstruksi secara industri tembus ke level 4,35%. Jumlah tersebut naik cukup tinggi bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 sebesar 3,92%.

Sejumlah bank penyalur kredit konstruksi menyebut, sejauh ini risiko kredit masih termitigasi. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya yang mengatakan secara total penyaluran kredit konstruksi perseroan sangat sehat.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menjelaskan, pada kuartal II-2018 BNI mencatat pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 20,2% secara yoy. Sementara secara year to date (ytd) kenaikannya mencapai 5,6%.

Sejalan dengan derasnya kredit konstruksi, BNI meyakini NPL sektor konstruksi kian membaik.

"Ekspansi kredit tersebut diiringi juga dengan perbaikan kualitas kredit konstruksi yang terus menurun dibandingkan periode tahun lalu," ungkap Herry kepada Kontan.co.id, Kamis (23/8).

Pihaknya menyebutkan secara total NPL BNI di sektor ini terjaga rendah di level 1% per Juni 2018. Posisi tersebut juga sudah turun jauh dibandingkan periode yang sama sebesar 1,7%. Bahkan, bila dibandingkan dengan posisi Desember 2017, NPL sektor ini membaik dari posisi 1,4%.

Herry menjelaskan, dalam penyaluran kredit konstruksi BNI memang terbilang hati-hati dalam membiayai proyek. "Kami menerapkan prinsip risiko yang baik diantaranya pada proyek jalan tol," ujarnya.

 

KOMENTAR