Investasi Migas 2018 di Bawah Target, di 2019 Investor Masih Wait and See

Sifi Masdi

Thursday, 03-01-2019 | 14:20 pm

MDN
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar [ist]

Jakarta, Inako

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi investasi di sektor ESDM sebesar US$ 32 miliar atau setara Rp 462,83 triliun. Nilai itu lebih rendah dari target yang dipatok US$37,2 miliar.

Pengamat energi Fabby Tumiwa menilai, iklim investasi sektor ESDM, utamanya migas, di Indonesia dipandang belum begitu menarik bagi investor. Selain kerangka regulasi dan insentif, faktor politik seperti Pemilu di 2019 juga menjadi pertimbangan.

Sehingga, lanjutnya, di tahun ini kondisi tidak akan banyak berubah. Ia menilai investasi BUMN energi seperti PLN, Pertamina, PGN dan anak usahanya akan mendominasi, tetapi baru akan terlihat di akhir semester I paska-Pemilu putaran pertama. "Itupun untuk merealisasikan proyek-proyek yang tertunda di 2018," ujar Fabby seperti yang dilansir CNBC Indonesia, Kamis (3/1/2018).

Lebih lanjut, ia menuturkan, untuk investasi swasta, baru akan terlihat di semester II. Menurut Fabby, di sektor ketenagalistrikan, IPP masih akan wait and see karena persepsi risiko dilihat cukup besar. 

"Untuk migas, juga seperti itu. Di batu bara, perusahaan tambang akan coba menggenjot produksi di awal-awal tahun untuk mendapatkan untung selagi harga batu bara masih tergolong tinggi," tambahnya.

Selain itu, lanjut Fabby, investasi energi dari asing juga akan wait and see, karena kondisi ekonomi global yang masih belum stabil.

"Walaupun demikian, peluang perbaikan ada kalau investor melihat konsistensi pemerintah melakukan reformasi kebijakan, serta Pemilu yang berjalan aman," pungkas Fabby.

Adapun, sebelumnya, realisasi investasi di sektor ESDM di 2018 tercatat sebesar US$ 32 miliar atau setara Rp 462,83 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar US$ 12,3 miliar merupakan realisasi investasi dari sektor minyak dan gas bumi (migas), lalu sebesar US$ 11,3 miliar adalah realisasi dari sektor ketenagalistrikan.

Sedangkan, realisasi untuk sektor pertambangan di 2018 tercatat US$ 6,8 miliar. Kemudian senilai US$ 1,6 miliar merupakan realisasi investasi di sektor energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE).

"Perlu kita awasi dan evaluasi terus menerus agar investasi sektor ESDM tetap optimal," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (2/1/2018).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, perolehan ini mengalami peningkatan dibandingkan pencapaian 2017. Arcandra menjabarkan pada tahun lalu, realisasi untuk sektor migas baik hulu dan hilir sebesar US$ 11 miliar, lalu sebesar US$ 9,1 miliar adalah realisasi dari sektor ketenagalistrikan.

Sedangkan, realisasi untuk sektor pertambangan di 2017 lalu tercatat sebesar US$ 6,1 miliar, dan sebesar US$ 1,3 miliar merupakan realisasi investasi di sektor energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE). 


 

KOMENTAR