Keberadaan Mobil MPV Mulai Goyah Setelah Ada Kelonggaran Pajak Mobil Mewah

Jakarta, Inako
Jenis MPV mendominasi pasar mobil di Indonesia selama satu dekade terakhir. Sementara jenis sedan dan SUV kurang diminati karena kena pajak barang mewah sehingga harganya bisa dua kali lipat dari harga mobil MPV.
Namun dominasi MPV saat ini mulai terusik setelah aturan mengenai pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mengalami penyesuaian di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019. Penyesuaian ini dilihat dapat mengubah tren pasar di Indonesia.
Sekedar diketahui, PP ini sudah diteken oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 15 Oktober dan langsung diundangkan pada 16 Oktober lalu. Tetapi aturan ini baru mulai berlaku pada 16 Oktober 2021.
Meski aturan tersebut baru berlaku pada dua yang akan datang, produsen mobil untuk jenis sedan dan SUV optimis akan menyalib pasar mobil MPV. Optimisme ini diungkapkan oleh produsen BMW Indonesia yang selama ini memang fokus memproduksi sedan dan SUV.
"Harapannya jauh lebih baik karena balik lagi sekarang orang takut beli kendaraan sedan karena secara pajak besar. Kalau dulu perbandingan pajak luar biasa sekali antara beli MPV dan sedan," ujar Vice President Sales BMW Group Indonesia, Bayu Rianto.
Menurut Bayu, bila aturan terbaru diterapkan, maka posisi sedan dan SUV berada di tempat yang sama dengan MPV. Orang tidak lagi ragu membeli sedan karena harganya hampir relatif sama. Apalagi tren dunia saat ini, kata Bayu, sedan dan SUV menguasai pasar, bukan MPV lagi seperti yang terjadi di pasar Indonesia.
"Tapi kalau saya lihat masa depan itu akan ada di SUV dan sedan karena orang akan lihat harga jauh lebih murah dan itu akan menambah penjualan SUV dan juga sedan karena di dunia tren itu SUV dan sedan bukan MPV," tambahnya.

KOMENTAR