Kepercayaan Rakyat Filipina Terhadap Presiden Duterte Capai Titik Terendah

Sifi Masdi

Monday, 10-09-2018 | 14:25 pm

MDN
Presiden Filipina Rodrigo Duterte [ist]

 

“Kepercayaan rakyat Filipina terhadap Presiden Rodrigo Duterte langsung menurun drastis setelah sang presiden menyebut Tuhan dengang kata “bodoh”.

 

Manila, Inako

Tingkat kepercayaan rakyat Filipina terhadap Presiden Rodrigo Duterte mencapai titik terendah terendah sejak mulai menjabat.  Survei itu dilakukan setelah pada bulan Juni 2018 Duterte menyebut Tuhan dengan kata “bodoh”.

Survei ini dilakukan oleh sebuah lembaga penelitian independen yang berbasis di Filipina, Social Weather Stations (SWS). Survei tersebut digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan publik terhadap kepribadian presiden. Hasil survei yang diumumkan pada Sabtu (8/9/2018) tersebut menunjukkan angka +57, yang turun delapan poin dari survei sebelumnya.

Itu menjadi poin terendah yang pernah diraih selama sembilan kali survei yang dilakukan sejak Duterte mulai menjabat sebagai presiden pada Juni 2016.

Meskipun hasil survei disebut yang terendah, kepercayaan publik Filipina terhadap Presiden Duterte masih berada dalam peringkat "sangat baik".

Melansir dari SCMP, survei dilakukan dengan mengurangi persentase responden yang menjawab dengan "kurang percaya" terhadap Duterte dari mereka yang mengatakan "cukup percaya" terhadap presiden.

Survei terakhir dilakukan SWS dengan 1.200 responden. Dimulai pada akhir Juni, sepekan setelah pernyataan Duterte yang menyebut Tuhan dengan kata "bodoh".

Pernyataan itu keluar dari Duterte yang membalas kritikan oleh para pemuka Gereja Katolik atas kampanye anti-narkotika yang telah menewaskan ribuan orang.

Menurut Ramon Casiple, Kepala Institut untuk Reformasi Politik dan Pemilihan di Manila,  menurunnya tingkat kepercayaan terhadap presiden adalah hal wajar untuk tahap dua tahun masa jabatannya. Dan meskipun mengalami penurunan, kantor Kepresidenan Filipina menyambut positif hasil survei.

"Kami kini bekerja dua kali lipat untuk membantu keluarga yang terkena dampak harga tinggi sementara menjaga ekonomi tetap stabil," kata juru bicara kepresidenan, Harry Roque, dalam sebuah pernyataan.

 

 

 

KOMENTAR