Keuntungan Ekspor Komoditas Tidak Tergantung pada Penguatan Dollar AS

Inakoran

Thursday, 26-04-2018 | 20:20 pm

MDN
Meng

uatnya nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) atas mata uang lainnya tidak membawa pengaruh besar bagi ekspor komoditas unggulan Indonesia. Pasalnya, harga komoditas Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh mata uang dollar AS tersebut. Keuntungan eksportir Indonesia pun dinilai lebih bergantung pada harga komoditas itu sendiri. Sebagai produsen terbesar minyak sawit dunia, kenaikan nilai tukar dollar AS tersebut dianggap tidak berpengaruh bagi industri. “Tidak ada pengaruhnya kenaikan dollar,” ujar Wakil Ketua Umum III urusan perdagangan dan keberlanjutan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang di Jakarta, Rabu (25/4). Ia mengatakan bahwa harga minyak sawit masih dipengaruhi oleh permintaan dan produksi. Oleh karena itu, perkembangan kebutuhan dunia pun dianggap lebih utama dalam perbaikan harga sawit. Selain itu, industri sawit pun perlu bersaing dengan minyak nabati lainnya yang diproduksi oleh negara tujuan ekspor. Beberapa negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia memiliki produksi minyak nabati yang berasal dari kedelai, rapeseed, dan biji bunga matahari. Sementara itu kenaikan nilai dollar diakui memberi keuntungan tambahan bagi industri karet Indonesia sebagai komoditas yang juga menjadi andalan Indonesia untuk ekspor. Meski begitu, keuntungan tersebut dianggap tidak berlangsung lama bila dollar kembali melemah nantinya. Oleh karena itu, nilai tukar mata uang tidak dilihat oleh industri karet sebagai sumber pendapatan. “Penguatan dan pelemahan kurs bukanlah sumber keuntungan utama pada akhirnya zero sum game,” terang Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo. Sama seperti minyak sawit, Moenardji mengatakan bahwa perhatian utama industri karet adalah harga komoditas karet sendiri. Pasalnya harga karet pun kerap fluktuatif. Menurut Moenardji, saat ini harga karet masih belum bergerak naik. Padahal sebelumnya telah dilakukan skema pembatasan ekspor karet (Agreed Export Tonnage Scheme/AETS). “Harga karet saat ini masih belum banyak bergerak,” jelas Moenardji. Harga karet masih berkisar antara US$ 1.375 per ton hingga US$ 1.395 per ton. Meski begitu Moenardji kembali berharap harga tidak kembali anjlok.

TAG#Ekspor, #Karet, #Komoditas, #Sawit

190232191

KOMENTAR