Koperasi dan UMKM Siap Jadi Penyangga Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi Covid-19

Jakarta, Inako
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, saat krisis terjadi pada tahun 1998, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi “pahlawan ekonomi”, karena para pelakunya meningkatkan ekspor sebesar 350%. Untuk itu, di masa pandemi Covid-19 ini, menurut Teten, pemerintah akan kembali memainkan peran koperasi dan UMKM, sebagai buffer atau penyangga ekonomi nasional, sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
BACA JUGA: Arab Saudi Mempertimbangkan Membatalkan Haji karena Pandemi coronavirus
"Situasi Covid-19 ini dijadikan sebagai momentum untuk reformasi besar-besaran dalam kebijakan sektor pangan di Indonesia, dari aktivitas on farm menuju off farm, dengan memberikan nilai tambah aktivitas usaha tani melalui pengolahan produk pertanian maupun pengembangan usaha berbasis koperasi," tegas MenKopUKM Teten Masduki, saat menjadi keynote speaker webinar dengan tema “Peran Koperasi Pertanian Sebagai Wadah Peningkatan Produksi, Kesejahteraan dan Daya Tawar Petani Pada Masa COVID-19 dan Pasca COVID-19 Terhadap Ketahanan Pangan di Indonesia”, Rabu (10/6/2020)
Pertanian merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS Anang Noegroho menyampaikan, bahwa pada Quartal 1 2020 pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perkebunan, menurun sebesar 1,17% (YoY); dalam hal produksi tanaman pangan menurun hingga 10,31%, sementara jasa pertanian hingga -1,39%.
BACA JUGA: Saatnya Komoditi Pangan Dipasarkan Lewat e-Commerce
“Penurunan tersebut disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja musiman di tingkat petani, karena berlakunya pembatasan pergerakan antar daerah, hambatan distribusi input (pupuk, bibit, dsb.) dan penurunan daya beli masyarakat karena banyaknya PHK,” katanya.
Menurutnya, banyak usaha sektor Food and Baverage (F&B) yang terpaksa tutup, sehingga menyebabkan anjloknya harga komoditas pangan dan rusaknya beberapa komoditas pertanian. Untuk itu, diperlukan adanya dukungan dari pemerintah dalam melindungi dan mensejahterakan petani, dan koperasi dipilih sebagai jalan untuk mewujudkan hal tersebut.
BACA JUGA: 11 Ribu Kasus Baru Covid-19 Dalam 24 Jam Menerpa India
Sementara itu, Kabag Perencanaan Wilayah Kementerian Pertanian, Hermanto, menyatakan, program korporasi petani telah resmi dimasukkan ke dalam RPJMN periode 2020–2024 dengan target terbentuknya minimum 350 korporasi petani, 5% peningkatan produktivitas setiap tahunnya, dan peningkatan penghasilan minimum Rp64 juta/petani/tahun.
“Namun, permasalahan yang menghambat perkembangan koperasi saat ini adalah integritas pengurus-pengelola, serta budaya sosio-ekonomi petani (kebiasaan menjual secara tebasan dan panen raya),” ujarnya.
BACA JUGA: Program Wirausaha Pintar Lewat “Kios Warga” Dukung Kesejahteraan ASN dan Pensiunan
Hermanto mengatakan, tantangan terberat dalam korporasi petani adalah mengubah pola pikir semua pihak. Sehingga ke depannya, KemenKopUKM, Kementan dan BAPPENAS akan melaksanakan program Korporasi Petani, dengan tujuan mendirikan perusahaan–perusahaan profesional yang mayoritas dimiliki oleh petani, agar dapat meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan, meningkatkan akses informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan pembiayaan sektor pertanian, sehingga meningkatkan kesejahteraan petani.
“Korporasi petani tidak hanya didanai melalui APBN, dan juga bukan proyek APBN. Namun, akan difasilitasi realisasinya dengan sumber pendanaan yang beragam, bukan hanya dari APBN. Sehingga diharapkan petani dapat menjadi investor di produk pertaniannya”, ucapnya.
BACA JUGA: Jelang Bergulirnya La Liga, Real Madrid Gelar Sesi Latihan Jumat Malam
Menurutnya, RKP Pemerintah tahun 2021 dalam sistem pangan juga akan terfokus pada penguatan sistem pangan nasional dalam menjamin keberlanjutan produksi petani/nelayan dan ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga.
“Guna mewujudkan Korporasi Petani menjadi wadah bagi modernisasi pertanian melalui penerapan smart farming, inovasi pertanian dan kelembagaan profesional, perlu adanya keterlibatan semua pihak termasuk LSM,” katanya.
TAG#Kementerian Koperasi dan UKM, #Petani, #Korporasi Petani, #Koperasi, #UMKM, #Pelaku UMKM, #Pertanian, #Pangan, #Teten Masduki
198734919
KOMENTAR