Kubu Prabowo Bantah Usamah Terkait Prabowo Tinju Meja 5 Kali di Depan Ulama

Sifi Masdi

Wednesday, 19-12-2018 | 21:23 pm

MDN
Prabowo dengan para ulama [ist]

Jakarta, Inako

Mantan anggota Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni (PA) 212 Usamah Hisyam menerbitkan tulisan di situs muslimobsession soal forum Dewan Penasihat PA 212 seminggu sebelum Ijtimak Ulama I.

Isi tulisan itu tentang alasannya mundur dari PA 212 hingga “aksi tinju” Prabowo Subianto ke meja dalam forum. Tetap kelompok pro-Prabowo langsung membantah pernyataan Usamah.

Tulisan Usamah tersebut diviralkan sejumlah pihak di media sosial, seperti Twitter. Usahamah memberikan judul tulisanya: “'Prabowo Marah Meninju Meja, Para Ulama Terperangah'.

Dalam tulisan tersebut, Usamah juga menjelaskan alasannya mundur dari PA 212. Namun, perihal Prabowo meninju meja, ditegaskannya, bukan alasan utamanya mundur dari PA 212.

"Tulisan saya itu benar, tapi intisarinya bukan itu kan. Itu betul tulisan saya. Firmed saya yang nulis," kata Usamah kepada wartawan, Selasa (18/12/2018).

Ketua Umum Parmusi itu mengaku ingin memperjuangkan calon pemimpin yang benar-benar kaffah (sepenuhnya) sebagai muslim. Dia ingin Habib Rizieq Syihab maju pilpres. Namun, menurutnya, Habib Rizieq menolak. Usamah lanjut mengisahkan tentang forum Dewan Penasihat PA 212.

Saat isoma Dewan Penasihat PA 212 berlangsung, kata dia, ada ulama yang berbisik kepadanya mengenai calon pemimpin muslim yang kaffah. Menurutnya, ada ulama yang berkata kepadanya bahwa argumentasinya benar, tapi ada kecurigaan bahwa dia menolak Prabowo.

Usamah melanjutkan ceritanya. Semua ketegangan bermula sesaat setelah isoma berakhir tepat pukul 19.30 WIB. Seluruh Penasihat PA 212, disebut Usamah, kembali ke ruang rapat. Tak lama berselang, lanjut Usamah dalam tulisannya, Prabowo Subianto masuk ke ruang rapat, menyusul sejumlah sekjen partai, seperti Ahmad Muzani (Gerindra), Eddy Soeparno (PAN), dan Afriansyah Ferry Noor (PBB).

Setelah Amien Rais mencabut skorsing rapat, masih menurut cerita versi Usamah, Amien mempersilakan Prabowo Subianto berbicara, memberikan penjelasan apa yang akan diperjuangkan bila didukung PA 212. Namun, Usamah mengatakan, reaksi Prabowo di luar dugaan dan, menurutnya, Prabowo meninju meja sampai lima kali.

"Di luar dugaan, pada mukadimah, Prabowo bicara kencang. Dengan nada suara tinggi, ia memprotes pihak-pihak yang meragukan kualitas keislamannya, ibadahnya, kemampuannya mengaji dan menjadi imam shalat. Yang sangat mengejutkan, ia berbicara sambil meninju keras meja rapat di depannya, sampai lima kali tinju, sehingga para ulama dan tokoh yang hadir terperangah. Suasana menjadi tegang," tulis Usamah dalam situs muslimobsession.

"Sampai presentasi Prabowo selesai, forum rembuk Dewan Penasihat 212 itu pun tak pernah lagi membahas rekomendasi pencalonan Prabowo Subianto. Pertemuan malam itu seakan-akan menjadi legitimasi bahwa PA 212 secara resmi merekomendasikan Prabowo Subianto. Tak ada lagi musyawarah, apalagi voting. Saya juga tak bisa berbuat apa pun lagi. Kecuali terpekur, bagaimana bila suasana rapat kabinet seperti itu? Wallahu a'lam. Akhirnya, Ijtima' Ulama I berlangsung secara mulus mengajukan nama tunggal Prabowo sebagai capres. Sejumlah ustadz dan tokoh pergerakan Islam yang dianggap akan memperjuangkan HRS dan akan menolak pencalonan Prabowo, tak memperoleh undangan sebagai peserta ijtima' ulama. Mereka dianggap barisan yang hendak menggagalkan pencalonan Prabowo. Mereka tak diundang dalam ijtima ulama, termasuk saya. Itulah permainan politik tingkat tinggi panitia dengan menggunakan baju ijtima' ulama," sambung Usamah masih dalam tulisannya.

PA 212, yang mendukung penuh Prabowo sebagai capres, menepis pernyataan Usamah. Kadiv Hukum PA 212 Damai Hari Lubis menyebut Usamah sedang berilusi.

"Tidak melihat serta tidak ada dengar dari siapa pun atas hal tersebut. Hanya ilusi Usamah saja mungkin," kata Damai.

Damai balik bertanya-tanya kepada Usamah terkait tulisan tersebut. Menurut Damai, ada kepentingan pribadi yang coba diperjuangkan Usamah.

"Atau sebagai salah satunya dari banyak alasan kepentingan pribadi, untuk pembenaran dirinya terhadap berbagai agenda (yang sebenar-benarnya beliau pastinya lebih tahu) yang sudah tampak saat ini," kata dia. 

"Yakni fakta melalui berbagai media atau berita, bahwasanya dirinya telah menyeberang ke kubu lain atau sebagai argumentasi saja atau latar belakang dari dirinya tentang alasan meninggalkan pilihan presiden dan wapres hasil rekomendasi Ijtimak ke-1 dan ke-2 dari para ulama," tegas Damai.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum PA 212 Slamet Ma'arif. Ia menepis perihal tinjuan Prabowo ke meja. Menurut Slamet, Prabowo hanya refleks ketika keislamannya dianggap kurang.

"Bukan memukul meja, tapi gerakan refleks," sebut Slamet. Juru bicara Front Pembela Islam itu juga menegaskan Prabowo tak pernah mengkhianati umat Islam. Soal apakah tulisan Usamah tendensius kepada Prabowo, Slamet menyerahkan penilaian tersebut kepada publik.

"(Gerakan refleks) menunjukkan keseriusannya walau dituduh Islamnya kurang, tapi dia tidak pernah mengkhianati Islam," tutur Slamet.

Hal serupa juga diungkapkan oleh anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra  Andre Rosiade. Menurut dia, Usamah hanya sedang mendiskreditkan Prabowo sebagai capres.

"Ini ulama kan punya independensi masing-masing. Kalau Pak Prabowo marah-marah sama ulama, mungkin nggak ulama dukung beliau di Ijtimak Ulama yang pertama dan kedua. Nggak ada Pak Prabowo marah-marah di situ. Pak Prabowo mau tampil meyakinkan, begitu gayanya. Setelah itu, baru ada Ijtimak Ulama yang pertama memutuskan Pak Prabowo menjadi calon presiden. Kalau Pak Prabowo bentak-bentak ulama, tentu ulama nggak mau dukung beliau," jelasnya.

KOMENTAR