Loyalis Anas Minta Demokrat Jangan Ambigu Dalam Berkoalisi

Jakarta, Inako –
Wasekjen Hanura Tridianto yang merupakan salah satu loyalis mantan Ketum Demokrat Anas Urbaningrum, meminta Partai Demokrat tidak bersikap ambigu dalam berkoalisi.
Pasalnya, Tridianto menilai, sejak awal Partai Demokrat setengah hati mendukung Prabowo-Sandi. Apalagi, dukungan terhadap Prabowo-Sandi tidak memberikan hasil positif pada pemilu legislatif. Hal itu terlihat dari perolehan suara Partai Demokrat yang mengalamai penurunan jika dibanding dengan perolehan suara partai itu pada pemilu sebelumnya.
"Karena itu ya wajar saja kalau cari-cari alasan untuk pindah perahu. Siapa tahu dapat jatah di koalisi Jokowi," kata Tridianto yang juga mantan ketua DPC Demokrat Cilacap tersebut, Minggu (19/5/2019).
Sebagaimana disaksikan, Partai Demokrat, kini semakin terbuka mengeluarkan kritik terkait langkah yang diambil Prabowo-Sandi menjelang pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 pada 22 Mei 2019.
Loyalis Anas Urbaningrum ini mengatakan, harusnya Partai Demokrat jantan. Tak perlu mencari berbagai alasan untuk pindah ke koalisi Jokowi-Maruf Amin.
"Demokrat sebaiknya jantan saja. Bilang terus terang saja sudah tidak mau ikut rombongan yang kalah. Daripada muter-muter cari seribu alasan, lebih baik langsung saja pakai alasan ingin ikut yang menang. Gitu saja kok repot," ujar Tri.
Sebelumnya, Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Amir Syamsuddin meminta agar Prabowo-Sandi menunjukan bukti kecurangan Pilpres 2019. Dia menyayangkan sikap Prabowo-Sandi yang mengaku dicurangi tapi menolak ajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Di dalam hukum pembuktian berlaku satu dalil 'barang siapa mendalilkan adanya suatu hak atau peristiwa maka wajib atas dirinya membuktikan hak atau peristiwa yang didalilkannya," kata Amir.
Kendati mengkritik, Amir mengakui bahwa partainya masih menjadi bagian koalisi adil dan makmur. Tapi, dia menegaskan, Demokrat harus berpikir rasional.
"Demokrat harus tetap rasional dan tidak boleh emosional menghadapi suatu masalah apalagi kalau masalah tersebut mempertaruhkan nasib bangsa dan keutuhan NKRI," kata Amir.
Selain Amir, politikus Demokrat Andi Arief juga keras mengkritik Prabowo-Sandiaga. Dia menilai, Prabowo dapat bisikan 'setan gundul' sehingga percaya menang 65%.
Selanjutnya, Ketua DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean yang mendeklarasikan diri untuk berhenti mendukung Prabowo-Sandi. Alasannya, dia tak terima dengan bully-an buzzer pendukung Prabowo terhadap Ani Yudhoyono yang tengah sakit.
TAG#Wasekjen Hanura, #Tridianto, #Demokrat, #Koalisi Adil dan Maksmur, #Prabowo-Sandi
198735956
KOMENTAR