Maklumat Raja Yogyakarta Hamengku Buwono X

Sahabat inako apabila anda menghabiskan liburan sekolah tahun 2018, Desa wisata di Yogyakarta boleh masuk dalam seleksian sebelum anda melangkahkan kaki ke Nagasaki-Jepang, Komodo atau Bali. Mandalika Lombok dipesilahkan pelesir, jika waktu ada bersisa.
Desa wisata di Sleman siap menyambut kunjungan wisatawan selama libur sekolah atau memang sengaja merenggut suasana pedesaan yang ramah dan lembut.
Kelembutan Sleman sama sekali tidak saja difantasikan dari buah salak madu yang, hampir-hampir anda tidak ingin beranjak kaki pulang ke tempat asal. Benar-benar adanya kelembutan, meski kemudian kehangatan masyarakatnya dibajak oleh kehadiran teroris asal Bengkulu dengan inisial IS, disulap horor.
Horor IS dikamuflase dalam resto “Ayam Bakar Bu Tuti” adakah theologi maut menopang IS menjuju Sleman? Memang terlalu. Kota Yogyakarta Hadiningrat selain kota pelajar, ia juga dikenal kota para pengelana sejak dulu bahkan, etalase toleransi Indonesia, begitu ia di stigma.

Keharuman Yogyakarta jangan tinggal sejarah dalam literasi anak bangsa, pulihkan mari bangkit, move on dengar perintah Sri Sultan Hamengku Buwono X :
- Masyarakat ikut mengawasi setiap kehadiran pendatang baru diwilayah masing-masing. (red-tidak masa bodo)
- Terduga penghancur manusia (teroris) yang tertangkap adalah penduduk luar daerah yang berdomisili di Yogyakarata
- Warga tak sekedar menerima pendatang yang memenuhi syarat sebagai orang baru di suatu wilayah.
- Peran serta masyarakat bisa menjadi jurus untuk memutus mata rantai aksi terorisme.
Warga perlu terjun langsung. Tidak hanya ketua RT, RW,Lurah, tapi harus ikut mengawasi.
Demikian maklumat Gubernur DIY, Hamengku Buwono X yang diterima redaksi inakoran.com Sabtu, (21/7/2018)
TAG#Terorisme, #DIY, #Sultan Hamengku Buwono X
198732373
KOMENTAR